Renungan Mingguan Kristen
Yesus Dimuliakan dalam Penderitaan-Nya
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
: Minggu Sengsara VII
– Unggu
“Palmarum - Minggu Palem
“ PEMBACAAN ALKITAB : YOHANES 12 : 20~36
TEMA : Yesus Dimuliakan dalam Penderitaan-Nya
PENDAHULUAN
Berbicara tentang
kematian adalah suatu topik yang tidak disukai dan sering dihindari oleh semua orang.
Karena kematian adalah hal yang menakutkan, yang mengerikan. Namun, mau tidak
mau, suka ataupun tidak suka, kita diajak untuk berpikir soal kematian. Ada
tiga hal yang tidak diketahui oleh manusia tentang kematiannya, yaitu
ü kapan
dia akan mati?...
ü di
mana dia akan mati?
ü bagaimana
ia mati?
Tetapi, Yesus Kristus
mengetahui tiga hal ini; Dia tahu kapan, di mana dan bagaimana caranya lA mati.
Sekurang-kurangnya ada tiga kali Yesus Kristus memberitahukan tentang
kematian-Nya. Yesus tahu bahwa kematian-Nya akan terjadi di atas salib di
Golgota dan kematian-Nya itu dimulai dengan penderitaan yang dialami-Nya di
Yerusalem.
Pembacaan Minggu ini
dalam lnjil Yohanes 12 : 20~36 menjelaskan tentang Yesus memberitahukan
kematian-Nya kepada murid-murid-Nya. Saat Filipus dan Andreas mempertemukan
beberapa orang Yunani dengan Yesus. Menurut penjelasan penulis Yohanes bahwa
enam hari sebelum Paskah Yesus ke Betani untuk melihat Lazarus dan disanalah
Marta, saudara perempuan Lazarus membasuh kaki Yesus dengan minyak Narwastu
yang mahal harganya. Keesokan harinya Yesus diarak-arak menuju kota Yerusalem
menunggangi seekor keledai muda sebagaimana yang dinubuatkan nabi Zakharia
dalam kitab Perjanjian Lama (Zak. 9:9) Peristiwa Yesus dielu-elukan menuju kota
Yerusalem merupakan momen penting bagi Yesus untuk lA dimuliakan lewat
kematianNya. Kehadiran Yesus memasuki kota Yerusalem menjelang Paskah, memberi
tanda awal kematian-Nya semakin dekat.
Menurut informasi
penulis Yohanes, momen itu mengundang perdebatan hangat di kalangan orang-orang
Farisi yang pada waktu berencana menangkap-Nya. Peristiwa itu menurut Yohanes
tidak saja dihadiri oleh orang-orang Yahudi tetapi juga orang-orang
berkebangsaan Yunani yang menganut agama Yahudi. Hal ini benar-benar
mengkhawatirkan hati orang-orang Farisi pada waktu itu, sehingga mereka
berkata: "Kamu lihat sendiri, bahwa kamu sama sekali tidak berhasil,
lihatlah, seluruh dunia datang mengikuti Dia". (Yoh. 12:19).
PENJELASAN TEKS
2.1 Orang-orang Yunani
ingin bertemu Yesus
Kehadiran beberapa
orang Yunani yang menganut agama Yahudi ke Yerusalem bertujuan untuk merayakan
hari raya Paskah.(ayat
20 Diantara mereka yang berangkat untuk beribadah pada hari raya itu, terdapat
beberapa orang yunani). Orang yunani (orang orang yunani/orang-orang Yahudi
Halenis, yaitu berkebudayaan yunani tetapi bukan keturunan asli, yunani. Atau yang juga disebut
orang-orang bukan yahudi, yaitu yang mereka sebut sebagai penganut-penganut
agama Yahudi dipintu Gerbang,seperti sida-sida dan Kornelius)..menjelang perayaan itu. momen Yesus
dielu-elukan menuju kota Yerusalem menjadi perhatian publik. Tentu saja
peristiwa itu menarik perhatian orang-orang Yunani itu, sehingga mereka ingin
bertemu Yesus. Tentu saja bertemu Yesus di tengah-tengah kerumunan orang banyak
itu amat sulit. Maka, jalan keluar yang lebih muda ialah berkonfirmasi dengan
orang-orang dekat Yesus, yakni para murid-Nya. Entahlah. mungkin karena Filipus
adalah nama Yunani. sehingga orang-orang tersebut lebih akrab menyampaikan
maksud mereka kepadanya. Saat itu Filipus merasa skeptis, karena ia tidak yakin
Yesus mau berbicara dengan orang-orang Yunani itu, mengingat la pernah berkata:
“Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel”. Lagi pula,
pernah pada waktu murid-murid diutus untuk memberitakan lnjil, Yesus juga
berpesan supaya mereka hanya memberitakan lnjil kepada orang Israel. Karena
itu, Filipus pergi kepada Andreas dan Andreas langsung membawa mereka kepada
Yesus. Tentu saja keinginan bertemu Yesus tidak terlepas dari wibawa dan pengaruh-Nya
sebagai seorang Guru telah tersebar, tidak saja di kalangan orang Yahudi,
melainkan juga di kalangan orang-orang Yunani. Tentang topik apa yang hendak
dibicarakan dengan Yesus, kita tidak tahu, karena penulis Injil Yohanes tidak
meninggalkan referensi tentang hal itu kepada kita. Namun demikian, kita perlu
memberi apresiasi bahwa justru dengan adanya niat orang-orang Yunani itu.
mendorong Yesus mengungkapkan hal kematian-Nya di depan murid-murid-Nya dan
orang-orang banyak yang ada bersama Yesus pada saat itu.
Yesus memberitahukan
kemuliaan-Nya melalui kematianNya (23-24) Mendengar penyampaian Filipus dan
Andreas, Yesus, secara terbuka mengumumkan hal kematian-Nya kepada semua orang
pada waktu itu. "Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan." Agar semua
orang bisa mengerti akan pernyataan itu, Yesus menggunakan perumpamaan biji
gandum. Perumpamaan ini memberi arti bahwa Dia diumpamakan sebagai satu biji
gandum yang dijatuhkan ke dalam tanah dan mati namun menghasilkan banyak buah.
Hal ini pun mau mengingatkan para murid Yesus bahwa kematian-Nya akan membuat
banyak orang di segala suku bangsa yang menjadi percaya kepada-Nya; bukan saja
orang-orang Yahudi melainkan juga orang-orang Yunani.
Nasihat Yesus tentang
pengorbanan panggilan pelayanan (25~26) Setelah berkata demikian Yesus
menjelaskan soal arti pengorbanan dalam panggilan Tuhan kepada Filipus dan
Andreas. Dia berkata : “Barang siapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan
nyawanya, tetapi barang siapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan
memeliharanya untuk hidup yang kekal” (ay. 25). Siapa yang mau kehilangan
nyawanya tanpa sebab ? lya kan ? Sebenarnya, perkataan Yesus ini mau
mengingatkan para murid-Nya bahwa untuk memberitakan tentang keselamatan kekal
itu butuh pengorbanan. Yesus menyerahkan nyawa-Nya hanya untuk keselamatan
manusia, maka para murid-Nya pun demikian. Semua orang dalam dunia ini akan
diselamatkan melalui pemberitaan lnjil bila tidak dimulai dan pengorbanan orang
yang memberitakan kabar keselamatan ltu. Itulah sebabnya, Yesus lanjut
menjelaskan kepada murid-murid-Nya bahwa untuk melayani-Nya, para murid harus
mengikuti-Nya, dengan garansinya yakni dihormati oleh Allah Bapa. 11
Allah memberi tanda
tentang kemuliaan Kristus (27~33) Dalam bagian ayat-ayat ini Yesus berbicara
soal kemuliaan-Nya lewat kematian-Nya. Sebenarnya, sebelum Yesus berdoa di
taman Getsemani saat menyampaikan beban dan rasa takut-Nya di hadapan Allah
Bapa, Yesus sudah sempat menyampaikan kesedihan-Nya sebelum masuk dalam kanca
penderitaan. Namun, apakah penderitaan dan kematian-Nya harus dibebaskan oleh
Bapa-Nya, menurut Yesus, tidak ! Mengapa ? Karena kematian-Nya adalah tugas
yang diberikan Allah kepadaNya. Saat Yesus berseru memuliakan Bapa-Nya, maka
terdengar suara dari sorga bahwa kemuliaan yang diberikan Allah kepada Yesus
Kristus itu bersifat dinamis. Suara Allah dari sorga itu mengundang banyak
tafsiran orang-orang pada saat itu, sehingga Yesus menegaskan bahwa suara Allah
itu mau mengatakan dua hal penting, yaitu :
Pertama, bahwa
kematian-Nya adalah untuk menyelamatkan manusia dari kuasa maut.
Kedua, kematian-Nya itu
juga akan membawa banyak orang datang percaya kepada-Nya, sebagai Tuhan dan
Juruselamat dunia.
ltulah sebabnya, penulis Yohanes menyebut
bahwa peristiwa yang terjadi pada saat itu hendak menyatakan bagaimana Yesus
akan mati.
Yesus memperkenalkan
diri-Nya sebagai Terang Keselamatan (34~36) Ketika orang-orang Yahudi membantah
pernyataan Yesus tentang kematian-Nya berdasarkan hukum Taurat bahwa Mesias
datang bukan untuk mati melainkan hidup selama-lamanya, maka bagaimana mungkin
Anak Manusia itu akan ditinggikan? ltulah sebabnya mereka bertanya:
"Siapakah Anak Manusia itu?" Yesus tidak secara terbuka menjawab
pertanyaan itu, melainkan memberi penjelasan tentang arti dari terang itu. Secara
tersirat Yesus mau mengatakan kepada mereka bahwa Dia adalah Terang (Kebenaran)
untuk menerangi/membenarkan manusia dari kegelapan/dosa. Oleh sebab itu, Yesus
meminta kepada para murid-Nya dan orang-orang banyak pada waktu itu untuk
percaya kepada Terang/Kebenaran itu. Karena dengan percaya pada Terang/Keberana
(Yesus Kristus) itu mereka akan dibenarkan di dalam terang kebenaran.
PENERAPAN
Penting belajar dari Filipus dan Andreas yang
membuka diri menerima beberapa orang Yunani untuk bertemu Yesus. Ini merupakan
sikap melayani tanpa pandang perbedaan suku, bahasa dan budaya. Sikap kedua
murid Yesus ini harus menjadi sikap Gereja sekarang ini. Kita tidak bisa
menutup diri dan membatasi orang Iain yang ingin bertemu Yesus; sebab kehadiran
Yesus dalam penderitaan dan kematianNya diperuntukkan bagi semua orang. lngat,
tindakan keselamatan Allah bagi dunia ini, bukanlah bersifat partikularistis,
melainkan universal. bagi seluruh bangsa.
Umumnya orang menilai
bahwa hukuman yang diberikan kepada seseorang adalah karena kesalahannya, maka
orang tersebut disebut salah dan tidak mulia. Mana mungkin karena kesalahannya
kita menyebutnya orang baik. iyakan ? Berbeda dengan Yesus. Tanpa kesalahan
apapun yang kita jumpai di dalam pribadi-Nya, lA harus menjalani penderitaan
dan kematian. Umat Yahudi menyebut-Nya Orang yang bersalah karena menentang
hukum Taurat, tetapi bagi Allah. Dia adalah Kebenaran yang membenarkan manusia.
Itulah sebabnya Yesus dimuliakan oleh Bapa-Nya melalui penderitaan dan
kematian-Nya. Penderitaan dan kematian Yesus Kristus memiliki dua tujuan yang
fundamen, yaitu untuk menyelamatkan dosa manusia, dan membawa semua orang yang
diselamatkan itu menjadi milik kepunyaan-Nya, baik dalam dunia ini sebagai
suatu persekutuan (Gereja), maupun persekutuan bersama Allah dalam kerajaan-Nya
(hidup yang kekal).
Yesus Kristus adalah
Terang Dunia. Terang itu bercahaya untuk menguak kegelapan menjadi terang.
Tidak ada seorang nabi manapun yang menyebut dirinya sebagai terang; dia hanya
sebatas bernubuat dan memberitakan tentang Terang itu. Tetapi Yesus, menyatakan
diri-Nya adalah Terang itu. ltulah sebabnya, penulis Yohanes dalam keseluruhan
lnjilnya ini menekankan tiga dimensi penting tentang kepercayaan, yaitu:
1.
percaya pada segala pengajaran-Nya;
2.
setelah percaya pada pengajaran Yesus.
kita diminta untuk menaruh keyakinan sungguh kepada Yesus Kristus sebagai
Terang keselamatan
3.
bila kita sudah menaruh keyakinan kita
pada Yesus Kristus, maka kita diminta untuk terus menerus percaya selama kita
masih diberi hidup dalam dunia ini. Amin.
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar