Renungan Mingguan Kristen

renungan terbaru

Gambar
RUMAH  ALLAH  DITENGAH-TENGAH KITA berbicara tetang rumah Allah maka kita berbicara tentang kemah suci dalam pembacaan ini, atau gereja yakni rumah tempat berdoa dan melakukan upacara agama krsiten, juga keluarga Allah yang dibangun atas landasan Yesus Kristus atau bait-Nya yang mulia, tempat Allah berkenan tinggal.  maka dengan demikian jika kita berbicara tentang rumah Allah ditengah-tengah kita artinya Tuhan tinggal bersama kita.  (ay. 1-8) D alam pasal ini   Perintah-perintah diberikan untuk mendirikan Kemah Suci dan memasang semua perlengkapannya di tempat-tempat yang semestinya ,Israel memasuki era yang baru, mereka akan memasang Kemah Suci dan segala perabotan yang telah dibuat sesuai perintah Tuhan. Nas dimulai dengan menunjukkan kapan pendirian Kemah Suci harus dilakukan, yaitu "hari pertama dari bulan yang pertama"   Ini semua terjadi persis pada permulaan tahun yang kedua. sebelum melihat terlalu jauh perlu diketahui bahwa Nas ini terdiri dari dua bagian. Bagian pe

Yesus Dimuliakan dalam Penderitaan-Nya

: Minggu Sengsara VII

 – Unggu “Palmarum - Minggu Palem

“ PEMBACAAN ALKITAB : YOHANES 12 : 20~36

TEMA : Yesus Dimuliakan dalam Penderitaan-Nya

PENDAHULUAN

Berbicara tentang kematian adalah suatu topik yang tidak disukai dan sering dihindari oleh semua orang. Karena kematian adalah hal yang menakutkan, yang mengerikan. Namun, mau tidak mau, suka ataupun tidak suka, kita diajak untuk berpikir soal kematian. Ada tiga hal yang tidak diketahui oleh manusia tentang kematiannya, yaitu

ü kapan dia akan mati?...

ü di mana dia akan mati?

ü bagaimana ia mati?

Tetapi, Yesus Kristus mengetahui tiga hal ini; Dia tahu kapan, di mana dan bagaimana caranya lA mati. Sekurang-kurangnya ada tiga kali Yesus Kristus memberitahukan tentang kematian-Nya. Yesus tahu bahwa kematian-Nya akan terjadi di atas salib di Golgota dan kematian-Nya itu dimulai dengan penderitaan yang dialami-Nya di Yerusalem.

Pembacaan Minggu ini dalam lnjil Yohanes 12 : 20~36 menjelaskan tentang Yesus memberitahukan kematian-Nya kepada murid-murid-Nya. Saat Filipus dan Andreas mempertemukan beberapa orang Yunani dengan Yesus. Menurut penjelasan penulis Yohanes bahwa enam hari sebelum Paskah Yesus ke Betani untuk melihat Lazarus dan disanalah Marta, saudara perempuan Lazarus membasuh kaki Yesus dengan minyak Narwastu yang mahal harganya. Keesokan harinya Yesus diarak-arak menuju kota Yerusalem menunggangi seekor keledai muda sebagaimana yang dinubuatkan nabi Zakharia dalam kitab Perjanjian Lama (Zak. 9:9) Peristiwa Yesus dielu-elukan menuju kota Yerusalem merupakan momen penting bagi Yesus untuk lA dimuliakan lewat kematianNya. Kehadiran Yesus memasuki kota Yerusalem menjelang Paskah, memberi tanda awal kematian-Nya semakin dekat.

Menurut informasi penulis Yohanes, momen itu mengundang perdebatan hangat di kalangan orang-orang Farisi yang pada waktu berencana menangkap-Nya. Peristiwa itu menurut Yohanes tidak saja dihadiri oleh orang-orang Yahudi tetapi juga orang-orang berkebangsaan Yunani yang menganut agama Yahudi. Hal ini benar-benar mengkhawatirkan hati orang-orang Farisi pada waktu itu, sehingga mereka berkata: "Kamu lihat sendiri, bahwa kamu sama sekali tidak berhasil, lihatlah, seluruh dunia datang mengikuti Dia". (Yoh. 12:19).

PENJELASAN TEKS

2.1 Orang-orang Yunani ingin bertemu Yesus

Kehadiran beberapa orang Yunani yang menganut agama Yahudi ke Yerusalem bertujuan untuk merayakan hari raya Paskah.(ayat 20 Diantara mereka yang berangkat untuk beribadah pada hari raya itu, terdapat beberapa orang yunani). Orang yunani (orang orang yunani/orang-orang Yahudi Halenis, yaitu berkebudayaan yunani tetapi bukan keturunan asli, yunani. Atau yang juga disebut orang-orang bukan yahudi, yaitu yang mereka sebut sebagai penganut-penganut agama Yahudi dipintu Gerbang,seperti sida-sida dan Kornelius)..menjelang perayaan itu. momen Yesus dielu-elukan menuju kota Yerusalem menjadi perhatian publik. Tentu saja peristiwa itu menarik perhatian orang-orang Yunani itu, sehingga mereka ingin bertemu Yesus. Tentu saja bertemu Yesus di tengah-tengah kerumunan orang banyak itu amat sulit. Maka, jalan keluar yang lebih muda ialah berkonfirmasi dengan orang-orang dekat Yesus, yakni para murid-Nya. Entahlah. mungkin karena Filipus adalah nama Yunani. sehingga orang-orang tersebut lebih akrab menyampaikan maksud mereka kepadanya. Saat itu Filipus merasa skeptis, karena ia tidak yakin Yesus mau berbicara dengan orang-orang Yunani itu, mengingat la pernah berkata: “Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel”. Lagi pula, pernah pada waktu murid-murid diutus untuk memberitakan lnjil, Yesus juga berpesan supaya mereka hanya memberitakan lnjil kepada orang Israel. Karena itu, Filipus pergi kepada Andreas dan Andreas langsung membawa mereka kepada Yesus. Tentu saja keinginan bertemu Yesus tidak terlepas dari wibawa dan pengaruh-Nya sebagai seorang Guru telah tersebar, tidak saja di kalangan orang Yahudi, melainkan juga di kalangan orang-orang Yunani. Tentang topik apa yang hendak dibicarakan dengan Yesus, kita tidak tahu, karena penulis Injil Yohanes tidak meninggalkan referensi tentang hal itu kepada kita. Namun demikian, kita perlu memberi apresiasi bahwa justru dengan adanya niat orang-orang Yunani itu. mendorong Yesus mengungkapkan hal kematian-Nya di depan murid-murid-Nya dan orang-orang banyak yang ada bersama Yesus pada saat itu.

Yesus memberitahukan kemuliaan-Nya melalui kematianNya (23-24) Mendengar penyampaian Filipus dan Andreas, Yesus, secara terbuka mengumumkan hal kematian-Nya kepada semua orang pada waktu itu. "Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan." Agar semua orang bisa mengerti akan pernyataan itu, Yesus menggunakan perumpamaan biji gandum. Perumpamaan ini memberi arti bahwa Dia diumpamakan sebagai satu biji gandum yang dijatuhkan ke dalam tanah dan mati namun menghasilkan banyak buah. Hal ini pun mau mengingatkan para murid Yesus bahwa kematian-Nya akan membuat banyak orang di segala suku bangsa yang menjadi percaya kepada-Nya; bukan saja orang-orang Yahudi melainkan juga orang-orang Yunani.

Nasihat Yesus tentang pengorbanan panggilan pelayanan (25~26) Setelah berkata demikian Yesus menjelaskan soal arti pengorbanan dalam panggilan Tuhan kepada Filipus dan Andreas. Dia berkata : “Barang siapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barang siapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal” (ay. 25). Siapa yang mau kehilangan nyawanya tanpa sebab ? lya kan ? Sebenarnya, perkataan Yesus ini mau mengingatkan para murid-Nya bahwa untuk memberitakan tentang keselamatan kekal itu butuh pengorbanan. Yesus menyerahkan nyawa-Nya hanya untuk keselamatan manusia, maka para murid-Nya pun demikian. Semua orang dalam dunia ini akan diselamatkan melalui pemberitaan lnjil bila tidak dimulai dan pengorbanan orang yang memberitakan kabar keselamatan ltu. Itulah sebabnya, Yesus lanjut menjelaskan kepada murid-murid-Nya bahwa untuk melayani-Nya, para murid harus mengikuti-Nya, dengan garansinya yakni dihormati oleh Allah Bapa. 11

Allah memberi tanda tentang kemuliaan Kristus (27~33) Dalam bagian ayat-ayat ini Yesus berbicara soal kemuliaan-Nya lewat kematian-Nya. Sebenarnya, sebelum Yesus berdoa di taman Getsemani saat menyampaikan beban dan rasa takut-Nya di hadapan Allah Bapa, Yesus sudah sempat menyampaikan kesedihan-Nya sebelum masuk dalam kanca penderitaan. Namun, apakah penderitaan dan kematian-Nya harus dibebaskan oleh Bapa-Nya, menurut Yesus, tidak ! Mengapa ? Karena kematian-Nya adalah tugas yang diberikan Allah kepadaNya. Saat Yesus berseru memuliakan Bapa-Nya, maka terdengar suara dari sorga bahwa kemuliaan yang diberikan Allah kepada Yesus Kristus itu bersifat dinamis. Suara Allah dari sorga itu mengundang banyak tafsiran orang-orang pada saat itu, sehingga Yesus menegaskan bahwa suara Allah itu mau mengatakan dua hal penting, yaitu :

Pertama, bahwa kematian-Nya adalah untuk menyelamatkan manusia dari kuasa maut.

Kedua, kematian-Nya itu juga akan membawa banyak orang datang percaya kepada-Nya, sebagai Tuhan dan Juruselamat dunia.

 ltulah sebabnya, penulis Yohanes menyebut bahwa peristiwa yang terjadi pada saat itu hendak menyatakan bagaimana Yesus akan mati.

Yesus memperkenalkan diri-Nya sebagai Terang Keselamatan (34~36) Ketika orang-orang Yahudi membantah pernyataan Yesus tentang kematian-Nya berdasarkan hukum Taurat bahwa Mesias datang bukan untuk mati melainkan hidup selama-lamanya, maka bagaimana mungkin Anak Manusia itu akan ditinggikan? ltulah sebabnya mereka bertanya: "Siapakah Anak Manusia itu?" Yesus tidak secara terbuka menjawab pertanyaan itu, melainkan memberi penjelasan tentang arti dari terang itu. Secara tersirat Yesus mau mengatakan kepada mereka bahwa Dia adalah Terang (Kebenaran) untuk menerangi/membenarkan manusia dari kegelapan/dosa. Oleh sebab itu, Yesus meminta kepada para murid-Nya dan orang-orang banyak pada waktu itu untuk percaya kepada Terang/Kebenaran itu. Karena dengan percaya pada Terang/Keberana (Yesus Kristus) itu mereka akan dibenarkan di dalam terang kebenaran.

PENERAPAN

  Penting belajar dari Filipus dan Andreas yang membuka diri menerima beberapa orang Yunani untuk bertemu Yesus. Ini merupakan sikap melayani tanpa pandang perbedaan suku, bahasa dan budaya. Sikap kedua murid Yesus ini harus menjadi sikap Gereja sekarang ini. Kita tidak bisa menutup diri dan membatasi orang Iain yang ingin bertemu Yesus; sebab kehadiran Yesus dalam penderitaan dan kematianNya diperuntukkan bagi semua orang. lngat, tindakan keselamatan Allah bagi dunia ini, bukanlah bersifat partikularistis, melainkan universal. bagi seluruh bangsa.

Umumnya orang menilai bahwa hukuman yang diberikan kepada seseorang adalah karena kesalahannya, maka orang tersebut disebut salah dan tidak mulia. Mana mungkin karena kesalahannya kita menyebutnya orang baik. iyakan ? Berbeda dengan Yesus. Tanpa kesalahan apapun yang kita jumpai di dalam pribadi-Nya, lA harus menjalani penderitaan dan kematian. Umat Yahudi menyebut-Nya Orang yang bersalah karena menentang hukum Taurat, tetapi bagi Allah. Dia adalah Kebenaran yang membenarkan manusia. Itulah sebabnya Yesus dimuliakan oleh Bapa-Nya melalui penderitaan dan kematian-Nya. Penderitaan dan kematian Yesus Kristus memiliki dua tujuan yang fundamen, yaitu untuk menyelamatkan dosa manusia, dan membawa semua orang yang diselamatkan itu menjadi milik kepunyaan-Nya, baik dalam dunia ini sebagai suatu persekutuan (Gereja), maupun persekutuan bersama Allah dalam kerajaan-Nya (hidup yang kekal).

Yesus Kristus adalah Terang Dunia. Terang itu bercahaya untuk menguak kegelapan menjadi terang. Tidak ada seorang nabi manapun yang menyebut dirinya sebagai terang; dia hanya sebatas bernubuat dan memberitakan tentang Terang itu. Tetapi Yesus, menyatakan diri-Nya adalah Terang itu. ltulah sebabnya, penulis Yohanes dalam keseluruhan lnjilnya ini menekankan tiga dimensi penting tentang kepercayaan, yaitu:

1.    percaya pada segala pengajaran-Nya;

2.       setelah percaya pada pengajaran Yesus. kita diminta untuk menaruh keyakinan sungguh kepada Yesus Kristus sebagai Terang keselamatan

3.       bila kita sudah menaruh keyakinan kita pada Yesus Kristus, maka kita diminta untuk terus menerus percaya selama kita masih diberi hidup dalam dunia ini. Amin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEMBERDAYAAN YANG DI KEHENDAKI TUHAN

Taat menjadi murid Tuhan

Roh Kudus Allah dan Pemberitaan Allah