Renungan Mingguan Kristen

MATERI KATEKESASI 02

PENGGUNAAN MATERI KATEKISASI

A. Latar Belakang

Tuntutan zaman yang terus berubah telah mempengaruhi tumbuh dan kembangnya suatu bangsa dan negara, arah perubahan tersebut secara tidak langsung mempengaruhi sendi-sendi kehidupan masyarakat, baik kebutuhan ekonomi, teknologi, Pendidikan, Keterampilan, Kesejahteraan, Keagamaan dan lain sebagainya.


 

Agama memiliki peran yang penting dalam kehidupan manusia dan menjadi dasar untuk mewujudkan suatu kehidupan manusia yang bermakna, damai dan bermartabat. Deasi ngan kata lain peran Gereja untuk mewujudkan manusia berakhlak msulia dimaksudkan agar terbentuknya kepribadian spiritual manusia beriman yang berprilaku dan berpikir positif, mencakup kehidupan yang beretika, memiliki budi pekerti yang luhur, bertanggungjawab, beribadah, dan memiliki kepekaan sosial. Manusia yang adalah gambaran Allah sendiri sebagai makluk yang mulia sebagai mahluk ciptaan Tuhan.

Menyadari kehadiran dan perannya yang penting, bagi pertumbuhan pembangunan kehidupan umat manusia bangsa dan negara, maka Majelis Jemaat khususnya Urusan Pembinaan Jemaat mencoba menyusun Materi Ajar Katekisasi, terbatas pada lingkup jemaat sendiri.

B. Waktu Pelaksanaan, Tujuan dan Fungsi

Gereja pada umumnya mengenal katekisasi sebagai kegiatan yang direncanakan. Kegiatan tersebut merupakan cara menetapkan seseorang sebagai calon anggota jemaat, calon anggota jemaat yang mendapat pembelajalan Katekisasi Sidi diharapkan memahami prinsip-prinsip ajaran Kristen dan mempraktekan kehidupan bergereja dan bermasyarakat yang bertanggungjawab. Kegiatan katekisasi dilaksanakan sekurang-kurangnya satu

tahun, dengan pelaksanaan bergantung pada kesepakatan Majelis Jemaat (Pengajar Katekisasi) dan siswa kelas katekisasi, dengan mempertimbangkan materi ajaran, Tata Gereja GKI dan Peraturan lain dari GKI serta pengetahuan umum yang di rekomendir oleh Sinode GKI sebagai pemahaman tentang kehidupan berjemaat dan bermasyarakat.

benar-benar dapat Tujuannya agar calon anggota mempertanggungjawabkan kehidupan iman Kristen sebagai warga jemaat yang berkarakter dan potensial dalam gerejanya.

Mengapa gereja tidak memberikan kemudahan dengan segera melayani Sidi, sebaliknya Gereja justru harus membuka kelas Pelayanan katekisasi?, Kesungguhan seseorang akan teruji apabila calon anggota jemaat itu rajin mengikuti katekisasi. Oleh karena itu pengajaran katekisasi bertujuan menghantarkan calon anggota yang berkualitas, paham terhadap prinsip-prinsip ajaran Kristen dan kelak aktif melakukan pelayanan gerejawi.

C. Ruang Lingkup

Mengenai kesaksian dan pelayanan gereja dipersiapkan melalui calon anggota tersebut, sehingga pada saat menjadi anggota ia juga dapat mengambil bagian dalam kesaksian dan pelayanan gerejawi. Dengan demikian, orang yang sudah Sidi bukan saja orang yang mengaku percaya kepada Yesus Kristus dan menerima Injil, tetapi ia pun terpanggil untuk memberitakan Injil kepada orang lain. Demikian pula dalam hal pelayanan, sangat diharapkan ia juga dapat melakukan pelayanan gerejawi itu kepada orang lain. (Matius 28: 19-20) Memperhatikan hal-hal tersebut, katekisasi ternyata mempunyai banyak bahan dan materi. Melalui pengajaran Katekisasi yang berkualitas Gereja memperoleh anggota jemaat yang benar-benar handal dalam mewujudkan kehidupan Kristianinya sehari-hari di tengah gereja dan masyarakat.

 ARAH PENGAJARAN KATEKISASI

1. Dogma gereja

Dalam kelas Katekisasi, pengajar perlu memberikan pemahaman, wawasan dan pengetahuan dengan mengajarkan dogma gereja tentang Pencipta, Manusia, Dosa, dan kehidupan Jemaat yang oikoumenis.

2. Etika

Dalam kelas Katekisasi, pengajar perlu memberikan pemahaman, wawasan dan pengetahuan dengan mengajarkan etika kristen. Dalam kaitannya dengan etika secara umum, pengajar dapat menggunakan metode diskusi, Contoh: hal berpakaian, merokok, bunga uang, merias diri (make up), dan lain-lain.

3. Praktek spiritualitas

Dalam kelas Katekisasi, pengajar perlu memberikan pemahaman, wawasan dan pengetahuan dengan mengajarkan praktek spiritualitas. Masalah spiritualitas amat ditentukan oleh bagaimana sebuah gereja telah melaksanakannya dalam tradisi kehidupannya sehari-hari. Praktik doa, puasa, persembahan, penghayatan iman dalam pergaulan di tengah masyarakat, dan lain-lain di sebuah gereja akan mendorong seluruh anggota jemaat untuk mewujudkannya dalam kehidupan pribadi dan keluarganya. Itulah sebabnya kita mengenal ciri khas gereja tertentu dengan kearifan lokalnya.

4. Tata Gereja

Dalam kelas Katekisasi, pengajar perlu memberikan pemahaman, wawasan dan pengetahuan dengan mengajarkan Tata Gereja, peraturan lain dari GKI dan Pedoman-pedoman sebagai tatalaksana yang perlu mendapat perhatian anggota jemaat.

5. Tradisi gereja

Praktik kehidupan berjemaat yang bertahun-tahun dan mengakar di tengah jemaat dapat disebut tradisi gereja. Dalam kelas Katekisasi, pengajar perlu memberikan pemahaman, wawasan dan pengetahuan dengan mengajarkan Tradisi gereja yang baik dan benar menurut Alkitab.



Komentar

Postingan Populer