Langsung ke konten utama

Renungan Mingguan Kristen

Perencanaan

  Perencanaan yang Baik Memberi Arah yang Baik  Setiap pribadi pastilah memiliki tujuan dan cita-cita dalam kehidupannya. Maka untuk mencapai tujuan dan cita-cita tersebut setiap pribadi harus memiliki manajemen diri yang baik. Sebuah keluarga idealnya dimulai dari pribadi calon suami dan calon istri yang sepakat untuk membentuk keluarga dengan tujuan menjadi keluarga yang sejahtera dan bahagia, baik secara material/biologis maupun spiritual; keluarga yang hidup dalam kasih Kristus. Oleh karenanya, aspek perencanaan keluarga Kristen menjadi sangat penting. Perencanaan yang baik akan memberi arah yang baik bagi perjalanan keluarga. Perencanaan akan menghasilkan keteraturan. Pada 1 Korintus 14:33 dikatakan bahwa Allah tidak menghendaki kekacauan tetapi damai sejahtera atau keteraturan. Semakin baik perencanaan keluarga maka semakin teraturlah keluarga itu. Sejak proses praperkawinan (pacaran, pertunangan) perencanaan sudah harus dimulai. Setelah perkawinan, perencanaan tersebut ...

Yesus Kristus Hikmat Allah membenarkan, Menguduskan dan Menebus

 

Yesus Kristus Hikmat Allah membenarkan, Menguduskan dan Menebus1 korintus 1:18-31;2:1-5

Perasaan diri sebagai yang paling besar dan benar sering membuat perpecahan dalamsuatukelompok yang semula rukun. Berbeda pandangan dalam satu misi, itu wajar. Namun ketika berbeda sikap itu masalah. 

Kita mengetahui bahwa perpecahan mendatangkan ketidak nyamanan bagi seluruh anggota. Inilah yang terjadi pada tahap-tahap awal terbentuknya jemaat Korintus. 

Surat Paulus kepada jemaat dikorintus yang pertama , merupakan nasehat terhadap jemaat yang berpecah dalam pemberitaan injil kristus. Maka Paulus menasehati supaya ada ke satuan pada mereka sebagai jemaat. Beberapa orang dari keluarga Kloe merasakan hal itu dan menyampaikannya kepada Paulus.

 Paulus menjawab sekaligus mengajarkan suatu pokok yang penting. Paulus menyebut bahwa masalah tersebut sebagai 'perselisihan di antara kamu' (ayat 11). Masalah itu ditanggapinya dengan jelas. Namun, Paulus sendiri menolak untuk dijadikan pemimpin salah satu kelompok. Sebaliknya, ia menegaskan bahwa Kristus sebagai pusat pemberitaan Kabar Baik, pusat yang mempersatukan; dan demi Nama yang diberitakan itu, jemaat tidak boleh terkotak-kotak (ayat 10).

 Bahkan Paulus menegaskan bahwa pusat pemberitaan pemberita Injil adalah Kristus yang disalib dan bangkit. Tugas ini akan sulit dijalankan jika tidak mengandalkan campur tangan Tuhan (ayat 17- 25). Mereka yang mendengar tentang pemberitaan keselamatan oleh Kristus mungkin menolak untuk percaya dengan alasan seperti yang disampaikan oleh orang Yahudi, "mukjizat dulu, baru percaya", atau menertawakannya seperti orang Yunani (ayat 18-23). itulah mengapa paulus menekankan bahwa pemberitaan injil adalah kebodohan bagi mereka yang binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah. Paulus menekankan bahwa pusat semua kegiatan pekabaran Injil kepada manusia berdosa adalah karya penyelamatan Allah (ayat 24,25). Paulus memberikan teladan kepada kita, bagaimana potensi-potensi perpecahan dalam kumpulan orang percaya perlu dikenali, diungkapkan, dan kemudian diarahkan kepada pusat perhatian gereja yaitu Tuhan Yesus Kristus. Suatu hal yang hanya dapat diterima karena panggilan dan kekuatan dari Allah. Renungkan: Para pemimpin umat jangan menghimpun pengikut untuk diri sendiri, melainkan dengan rendah hati minta hikmat dan kekuatan Allah untuk mengabarkan Kristus secara benar.

 Saudara /I sekalian; Lalu bagaimana sikap orang dalam mendengarkan berita Injil? Paulus mengatakan bahwa pemberitaan Injil yang dia lakukan menghasilkan dua efek yang berlawanan. Pertama, Injil merupakan kekuatan Allah bagi orang yang diselamatkan; kedua, Injil dianggap sebagai kebodohan oleh orang-orang yang akan binasa (18). Sekarang coba pikirkan, kalau orang menganggap Injil sebagai kebodohan, bukankah itu berarti bahwa mereka menganggap diri mereka sendiri sebagai orang berhikmat? Namun menurut Paulus, yang mengutip Yesaya. 29:14, hikmat manusia tidak ada artinya di hadapan Allah(19). Hikmat dan kebijaksanaan manusia tak akan memampukan orang untuk mengenal Kristus, juga tidak akan mampu membebaskan mereka dari dosa-dosa mereka. Hanya "kebodohan" untuk percaya pada Injil Kristuslah yang akan memampukan orang untuk memiliki pengenalan akan Kristus hingga dosa-dosanya diampuni. Dan jika ada orang-orang yang meminta tanda sebagai pembuktian kemahakuasaan Kristus, maka saliblah yang menjadi tandanya. Meskipun salib bisa saja dianggap sebagai tanda kutuk atau hukuman, yang memperlihatkan ketidak mampuan Kristus membebaskan diri dari salib.

 Bagi kita salib adalah kekuatan Allah terbesar, kita dipangil kepada salib itu, dari situasi yang kurang paham tentang salib, kemudian paham tentang salib itu. Maka itulah kekuatan itu. ayat 26 paulus mengingatkan bagaimana keadaan yang menurut ukuran manusia tidak banyak orang bijak, tidak banyak orang berpengaruh, tidang banyak orang terpandang dipilih Allah menjadi yang berharga. 

Ayat 27-29 maka saudara/I ada lagu pujian bahwa hitam-hitam begini, kriting- kriting begini ada dalam kemuliaan Allah. Demikianlah pemaparan Paulus kepada jemaat Korintus mengenai superioritas Injil di atas segala hikmat.jadi kalau kitong mau bermegah, hendaklah kita bermegah dalamKristus. Suadara/I apa pendapat Anda sendiri mengenai Injil dan bagaimana sikap Anda? Kiranya kita  menghargai Injil melebihi segala hikmat dan kata-kata bijak yang disampaikan oleh para motivator yang menjadi tenar sekarang ini. Janganlah kiranya kesukaan akan buku-buku motivasi dan inspirasi mengalahkan ketersediaan waktu kita untuk merenungkan firman Tuhan

Komentar

Postingan Populer