Renungan Mingguan Kristen

Perencanaan

 Perencanaan yang Baik Memberi Arah yang Baik

 Setiap pribadi pastilah memiliki tujuan dan cita-cita dalam kehidupannya. Maka untuk mencapai tujuan dan cita-cita tersebut setiap pribadi harus memiliki manajemen diri yang baik.

Sebuah keluarga idealnya dimulai dari pribadi calon suami dan calon istri yang sepakat untuk membentuk keluarga dengan tujuan menjadi keluarga yang sejahtera dan bahagia, baik secara material/biologis maupun spiritual; keluarga yang hidup dalam kasih Kristus. Oleh karenanya, aspek perencanaan keluarga Kristen menjadi sangat penting.

Perencanaan yang baik akan memberi arah yang baik bagi perjalanan keluarga. Perencanaan akan menghasilkan keteraturan. Pada 1 Korintus 14:33 dikatakan bahwa Allah tidak menghendaki kekacauan tetapi damai sejahtera atau keteraturan. Semakin baik perencanaan keluarga maka semakin teraturlah keluarga itu. Sejak proses praperkawinan (pacaran, pertunangan) perencanaan sudah harus dimulai.

Setelah perkawinan, perencanaan tersebut dapat dibuat lebih rinci dengan membandingkan perencanaan jangka pendek atau jangka panjang untuk menentukan prioritas-prioritas dalam keluarga.

Beberapa hal penting yang harus direncanakan oleh calon pasangan dan pasangan suami istri antara lain: 

a. Perencanaan Kehamilan dan Jumlah Anak

Calon pasangan perlu berdoa dan diskusi tentang kematangan usia untuk menikah, dan pasangan suami-istri harus terbuka membicarakan rencana memiliki anak termasuk perencanaan kehamilan serta jarak kelahiran anak. Salah satu indikator sejahtera dan bahagia adalah kesehatan keluarga. Tanpa merencanakan kehamilan, ibu dan anak bisa berisiko terkena penyakit (tidak sehat). 

Ketika calon pasangan dan pasangan suami istri berani dengan terbuka merencanakan perkawinan dan kehamilan istri maka dengan sendirinya asupan gizi istri dan anggaran untuk kesehatan ibu dan anak harus menjadi prioritas keluarga.

b. Perencanaan Pendidikan

Mendoakan dan merencanakan jumlah anak akan berhubungan dengan rencana pendidikan anak. Sejak dini calon pasangan dan pasangan suami istri perlu merencanakan pendidikan untuk anak-anaknya kelak, sehingga sejak dini orang tua harus menabung untuk kebutuhan tersebut. Selain pendidikan anak, peluang untuk pendidikan lanjutan dan usaha/bisnis suami atau istri juga harus direncanakan dengan baik.

c. Perencanaan Kesehatan

Dalam hal perencanaan kesehatan, kita tidak hanya berbicara tentang kesehatan  badani, tetapi juga kesehatan jiwa dan rohani. Agar sejahtera dan bahagia calon pasangan dan pasangan suami-istiri sudah harus merencanakan kesehatan badani, misalnya dengan memiliki asuransi/jaminan kesehatan (minimal memastikan keanggotaannya di BPJS) maupun asuransi jiwa untuk menjamin setiap anggota keluarga.

Anggaran untuk pemeriksaaan kesehatan rutin juga harus dianggarkan dengan teratur. Hal penting lain yang harus dicatat, sebelum menikah sebaiknya calon pasangan bersama-sama memeriksa kesehatan supaya kondisi kesehatan masingmasing dapat diketahui dengan terbuka oleh pasangannya.

Selain itu keluarga juga harus menjadikan kesehatan spiritual sebagai kebutuhan pokok yang harus dipenuhi sebagai umat Tuhan, misalnya mengikuti retret pasangan suami istri di gereja, mengikuti pembinaan keluarga di gereja, setiap anggota keluarga dengan rutin beribadah di gereja (menjadi jemaat tetap bukan pindah-pindah), mengambil bagian dalam pelayanan di gereja (majelis, pelayan, guru Sekolah Minggu dan lain-lain), serta jangan lupa menyediakan waktu dan anggaran untuknmenikmati liburan keluarga.

d. Perencanaan Ekonomi/Keuangan

Kondisi ekonomi keluarga akan sangat menentukan keberhasilan rencana-rencana lainnya, karena untuk segala sesuatu selalu ada pengeluaran secara finansial. Sejak masa praperkawinan calon pasangan sudah harus jujur dengan penghasilan masing-masing. Bahkan dapat ditindaklanjuti dengan tabungan bersama untuk mempersiapkan perkawinan.

Jujur saja, perkawinan Kristen entah sederhana atau dengan pesta adat dan resepsi lainnya, semua membutuhkan pembiayaan yang tidak sedikit. Setelah menikah suami dan istri perlu berdoa bersama dan duduk bersama menyusun anggaran pemasukan dan pengeluaran keluarga secara berkala, apakah mingguan, bulanan atau tahunan bahkan perlu anggaran jangka panjang.

Begitu banyak konflik keluarga terjadi karena masalah keuangan; akar permasalahannya adalah keluarga tidak pernah menyusun anggaran pemasukan dan pengeluaran dengan terbuka dan realistis. Suami merasa sudah memberi uang yang "cukup banyak" kepada istri, sementara ia tidak tahu bahwa istri juga sudah sungguh-sungguh mengelola uang tersebut agar cukup untuk segala kebutuhan keluarga. 

Suami kemudian marah kepada istri. Hal ini bisa membawa pertengkaran hebat dalam keluarga bahkan terjadi terus-menerus. Solusinya, keluarga harus menyusun anggaran pemasukan dan pengeluaran keluarga secara terbuka. 

Total penghasilan suami dan istri termasuk tunjangan semua dicatat dalam pos pemasukan. Semua pengeluaran keluarga dicatat seluruhnya dalam pos pengeluaran. Hal penting yang harus diperhatikan oleh pasangan suami istri adalah, jumlah pengeluaran harus disesuaikan dengan jumlah pemasukan setelah dikurangi tabungan dan persembahan tetap bulanan/persepuluhan. Keluarga harus memprioritaskan tabungan daripada konsumsi.

Jumlah tabungan juga harus realistis disesuaikan dengan tujuan jangka pendek dan jangka panjang keluarga. Sebagai contoh, keluarga tersebut mempunyai rencana jangka panjang membeli rumah 10 tahun lagi sehingga perlu menabung setiap bulan. Setelah dihitung-hitung, jumlah penghasilan suami dan istri adalah Rp 15.000.000/ bulan. Maka 2.000.000/ bulan, dan sisa Rp 13.000.000 dialokasikan untuk keluarga harus memprioritaskan tabungan minimal. ......kebutuhan konsumsi, transportasi, asuransi, pengeluaran sosial, persembahan persepuluhan, dan lain-lain. Selain prioritas tabungan untuk membeli rumah dalam rencana jangka panjang, akan sangat baik jika keluarga menyisihkan anggaran setiap bulan dalam bentuk tabungan untuk kebutuhan jangka pendek, mengantisipasi hal-hal yang mendesak (urgent) dan tidak diprediksi, misalnya kemalangan, kedukaan, kecelakaan, dan lain-lain.

Dalam perencanaan ekonomi keluarga, jangan sampai terjadi "besar pasak daripada tiang." Pengeluaran tidak boleh lebih besar daripada pemasukan. Oleh karena itulah penting bagi pasangan suami anggaran. Catatan penting lainnya, keluarga harus baik-baik penggunaan kartu kredit karena hal tersebut bisa menggiring pada sifat konsumtif yang dapat berujung pada masalah besar dalam keuangan keluarga. mempertimbangkan

e. Perencanaan Sosial Budaya

Setiap pribadi adalah bagian dari komunitas yang lebih besar dalam masyarakat. Calon pasangan dan pasangan suami istri juga perlu merencanakan peran dan kontribusi mereka dalam tatanan sosial dan budaya karena keluarga bagian dari gereja, masyarakat adat atau lokal maupun negara. 

Sejak praperkawinan, calon pasangan perlu merencanakan tempat  untuk tinggal, sekolah anak, akan mengikuti komunitas yang mana, merencanakan akan diberkati di gereja mana, menjadi warga jemaat tetap di gereja mana, akan ikut di komunitas budaya yang mana, dan sebagainya. Hal ini sangatlah penting.

Perencanaan Kemandirian Keluarga Tidak jarang pasangan suami istri menikah namun masih tinggal di rumah orang tua salah satu pasangan, mungkin di rumah orang tua dari istri atau sebaliknya, bahkan dalam jangka waktu yang cukup lama. Untuk beberapa pasangan mungkin kesempatan seperti ini dianggap sebagai kesempatan untuk menabung dan berbenah hingga pada saatnya nanti pasangan tersebut mandiri dan memiliki rumah sendiri. 

Namun sebaliknya, hal ini bisa membuat keluarga menjadi "manja" dan "berlehaleha" sehingga lupa untuk merencanakan kemandirian. Untuk mencapai tujuan kemandirian, pasangan harus membuat perencanaan kemandirian yang berkesinambungan. Biaya yang dibutuhkan sebuah keluarga akan semakin meningkat setiap tahunnya kecuali saat anak-anak kelak sudah mandiri. Misalnya, ketika anak-anak masih kecil, biaya mungkin hanya untuk susu dan kebutuhan gizi anak dan lainnya. Ketika anak mulai masuk sekolah, biaya bertambah. Pengeluaran untuk pendidikan dasar, menengah dan tinggi menjadi pengeluaran rutin. Grafik pembiayaan akan semakin meningkat. 


Komentar

Postingan Populer