Renungan Mingguan Kristen
BERANI BERSAKSI KARENA SEBUAH KEBENARAN
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Paulus dihadapan Makama Agama
Rencana dan kehendak Tuhan tidak pernah gagal, walaupun manusia berusaha menggagalkan dengan berbagai cara. Janji-Nya bahwa dia akan melindungi Paulus dalam perjalanannya ke roma untuk memberitakan injil disana, digenapi dengan ajaib dan sempurnah. Dan hala ini terlihat jelas dalam pembacaan ini
Bahwa kospirasi untuk membunuh Paulus tidak berjalan. Saat kesepakatan sekalipun terjadi diantara dua pihak, pertolongan Tuhan pun bisa melalui perantaraan pihak yang satu dari dua pihak itu.
Kemenangan Paulus tentunya atas keterlibatan penuh dari Allah, dan didalam Allah tidak ada kesalahan yang didapati ayat 30 kepalah pasukan itu ingin mengetahui dengan teliti apa yang di tudukan bahkan dibawah untuk diperiksa imam-imam kepalah dan seluruh mahkamah Agama “ia membawah Paulus dari markas dan menghadapkannya kepada mereka”
Ada beberapa poin yang hendak kita lihat
Dalam bagian penutup dari pasal sebelumnya, dikisahkan yang pertama bahwa Paulus sedang dihadapkan kepada Imam Besar, kepala pasukan ingin mengetahui dengan teliti apa yang di tudukan.
Paulus hendak dihakimi orang banyak. Atau Pemeriksaan terhadap paulus Ayat 30
Bagian pertama Paulus berkata, “Hai saudara-saudaraku, sampai kepada hari ini aku tetap hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah. Seperti apa pun kecaman yang kuterima, hatiku tidak mengecam aku, tetapi justru bersaksi bagiku.”
Hati nurani merupakan kesadaran batiniah yang bersaksi kepada kepribadian kita mengenai betulnya atau salahnya tindakan kita. "Hati nurani yang murni" memberikan keputusan bahwa kita tidak berbuat salah kepada Allah atau kehendak-Nya. Pernyataan Paulus ini (tampaknya menunjuk kepada hidupnya di hadapan masyarakat) diucapkan dengan sungguh-sungguh; perhatikan Fili 3:6 di mana ia menyatakan bahwa "tentang kebenaran dalam menaati hukum Taurat aku tidak bercacat." Sebelum bertobat, Paulus bahkan percaya bahwa dirinya sedang menaati kehendak Allah dengan menganiaya orang percaya (Kis 26:9).
Penyerahan Paulus kepada Allah, tekadnya yang kuat untuk menyenangkan Allah, dan kehidupannya "yang tak bercacat" sebelum bertobat memalukan dan menghukum orang percaya yang memberi alasan untuk ketidaksetiaan mereka kepada Kristus dengan mengatakan bahwa semua orang berbuat dosa dan mustahil untuk hidup di hadapan Allah dengan hati nurani yang murni.
Bagian ke dua (ay. Kis 23:1-5).Pembelaan Paulus bahwa dirinya tidak bersalah, dan kebanaran itu membuat ia berani untuk menatap (berani karena benar ) paulus dengan sangat berani , tanpa harus merasa ketakutan menghadapi persidangan atas dirinya yang dilakukan diperlihatkannya. setelah menukas Imam Besar tersebut, yang memang sudah sepantasnya berani karena benar itulah yang menjadi pelajaran berharga bagi kita, agar kebenaran itu tetap di gemakan agar kebenaran itu tidak dibungkam (ayat 2 ) kemudian respon negatif atas kebenaran itu yang kemudian menyakiti kita; maka baiklah pembalasan itu milik Tuhan.ayat 3. Sebab perlu untuk kita ketahui bahwa kebenaran adalah yang dibencian mereka yang tidak benar orang-orang yang tidak benar akan selalu berusahan untuk membungkam kebenaran dengan cara apapun.
Bahkan dengan mennyalahi aturan, serta memakai kekuasaan yang dia miliki. Ayat 4 dan ayat 5 apa
Yang ke ketiga (ay. Kis 23:6-9).
Rencana cerdik Paulus untuk menyingkir dari mereka, dengan membuat orang-orang Farisi dan Saduki berselisih pendapat satu sama lain Paulus menggunakan strategi 'memecah kekuatan' untuk menghadapi massa yang hendak menghakimi dia . Mereka sesungguhnya terdiri dari dua golongan yaitu Saduki yang menolak adanya kebangkitan orang mati, dan Farisi yang mengakui adanya kebangkitan. Melihat keadaan demikian, Paulus menyatakan pendiriannya bahwa dia termasuk golongan Farisi. Maka dengan serta merta ia mendapat dukungan dari golongan Farisi. Sehingga terpecahlah kekuatan dua golongan yang tadinya terfokus ingin mengadili Paulus. Kini kekuatan itu terbagi menjadi dua bagian, dan keduanya kemudian berseteru mempertahankan pendiriannya. Perseteruan hebat yang sampai membuat kepala pasukan khawatir bila mereka menganiaya Paulus.
Sungguh cerdik Paulus! Taktiknya membuat dia bisa keluar dengan selamat dari situasi yang kritis itu. Cerdik yang bermakna pintar cari akal untuk meloloskan diri dari situasi yang sulit, putar otak untuk mencari celah yang dapat ditembus. Ia tidak nekad dan berpikir pendek, "Mengapa mesti takut memberitakan Injil? Kalau mati kan pasti masuk surga?" Itu memang berani, tetapi konyol!
Sejak semula Tuhan Yesus mengatakan bahwa hidup beribadah dan memberitakan Injil tidaklah mudah. Itu pun kita alami kini dan di sini. Kegiatan kesaksian dan pemberitaan Injil, bahkan kegiatan persekutuan dan pelayanan akan semakin dipersulit. Beberapa perangkat peraturan sudah disiapkan untuk membendung bahkan melarang kegiatan pekabaran Injil. Apa kita mesti berhenti? Tentu tidak! Namun kita harus mencari cara yang baru, cara yang tepat.
Sebagai murid Tuhan, kita menyandang tugas untuk memberitakan Injil, entah secara langsung atau melalui hidup keseharian kita. Kiranya kita pun belajar untuk cerdik. Jangan sampai tangan kita dibelenggu dan mulut kita dibungkam hanya karena kesembronoan kita dalam menggunakan cara yang tepat dalam pewartaan Injil. Namun jangan melenyapkan keberanian kita karena Allah pasti menyertai kita.
Bagian yang ke empat (ay. Kis 23:10). Campur tangan gubernur yang dilakukan tepat pada waktunya, untuk menyelamatkan Paulus dari tangan mereka juga pertolongan dan penyelamatan Tuhan tepat pada waktunya , dan keselamatan itu juga terjadi dari pada pembesar. Yang pada akhirnya bahwa menegakan kebenaran akan menghindarkan kita dari penghakiman kehidupan serta jerat hukum dan terlebih lagi ada keselamatan dari pada kebenaran itu.
Yang ke Lima . (ay. Kis 23:11). adalah Penampakan Kristus kepada Paulus, yang semakin menghibur dirinya, juga menguatkan paulus atas keberanianya yang bersaksi tentang kebangkitan Yesus kepada orang yang menentang bahwa tidak ada kebangkitan pada ayat 8. juga untuk menguatkan dia dalam menghadapi kesukaran yang terbentang di depannya, dan untuk memberi tahu dia apa yang mesti dinantikan olehnya
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar