Renungan Mingguan Kristen

renungan terbaru

Gambar
RUMAH  ALLAH  DITENGAH-TENGAH KITA berbicara tetang rumah Allah maka kita berbicara tentang kemah suci dalam pembacaan ini, atau gereja yakni rumah tempat berdoa dan melakukan upacara agama krsiten, juga keluarga Allah yang dibangun atas landasan Yesus Kristus atau bait-Nya yang mulia, tempat Allah berkenan tinggal.  maka dengan demikian jika kita berbicara tentang rumah Allah ditengah-tengah kita artinya Tuhan tinggal bersama kita.  (ay. 1-8) D alam pasal ini   Perintah-perintah diberikan untuk mendirikan Kemah Suci dan memasang semua perlengkapannya di tempat-tempat yang semestinya ,Israel memasuki era yang baru, mereka akan memasang Kemah Suci dan segala perabotan yang telah dibuat sesuai perintah Tuhan. Nas dimulai dengan menunjukkan kapan pendirian Kemah Suci harus dilakukan, yaitu "hari pertama dari bulan yang pertama"   Ini semua terjadi persis pada permulaan tahun yang kedua. sebelum melihat terlalu jauh perlu diketahui bahwa Nas ini terdiri dari dua bagian. Bagian pe

RENUNGAN/KHOTBAH TERBARU

                          Kejadian :41:1-57

    Pemeliharaan atas Yakub sekeluarga di masa kelaparan. Sebab, mata Tuhan memandang ke seluruh muka bumi dan Ia mengatur semua kejadian yang dialami anak-anak manusia demi kebaikan orang-orang yang memiliki hati yang lurus terhadap Dia. Di sini kita melihat ada 5 galis besar;

1. Mimpi-mimpi Firaun (ay. 1-7).

2. Anjuran kepada Firaun supaya Yusuf dijadikan penafsir mimpinya (ay. 8-13).

3. Tafsiran mimpi-mimpi itu, serta prakiraan tentang tujuh tahun kelimpahan dan tujuh tahun kelaparan di Mesir, juga saran yang diberikan kepada Firaun mengenai hal itu (ay. 14-36).

4. Pengangkatan Yusuf ke jabatan dengan kuasa tertinggi dan kepercayaan penuh di Mesir (ay. 37-45).

5. Penggenapan ramalan Yusuf dan kesetiaannya atas kepercayaan yang diberikan kepadanya (ay. 46 dst.)

Kej 41:1 "Setelah lewat dua tahun lamanya"  pada ayat 1 ini, tentu saja, berkaitan dengan pasal Kej 40, di mana Yusuf menafsirkan mimpi kedua orang tersebut yakni juru minuman dan juru roti, yang kemudian keduanya berharap akan dibebaskan dari penjara, namun, tidak berhasil.

Di sepanjang catatan Yusuf sangatlah menarik bahwa si penulis / editor memberi kita beberapa gambaran waktu sebagai berikut:

1. ia berusia tujuh belas tahun ketika dijual sebagai budak (lih. Kej 37:2),

2.  ia menjadi orang kedua dalam pemerintahan bangsa Mesir ketika ia berusia tiga puluh tahun (lih. Kej 41:46).   

Dengan angka ini bisalah dilihat bahwa ia telah berada di penjara sekitar tiga belas tahun. Inipun tergantung pada seberapa lamanya waktu ia tinggal di layanan Potifar sebelum terjadinya insiden dengan istrinya.

Penangguhan kebebasan Yusuf. Ini baru terjadi setelah lewat dua tahun lamanya (ay. 1).fakta bahwa Yusuf pernah menafsirkan mimpi kepala juru minuman dan kepala juru roti menunjukkan bahwa Allah telah berbicara kepada Yusuf. Dapatkah Anda bayangkan perasaan Yusuf ketika itu? Tentu ia senang ketika Allah berbicara dan memberi arti mimpi masing-masing pegawai Firaun. Sangatlah normal jika Yusuf berharap bahwa hal itu akan membuka jalan keluar bagi dirinya yang sedang di penjara. Namun yang terjadi, Yusuf dilupakan oleh orang yang telah ia tolong. Dua tahun lamanya Yusuf dilupakan. Dua tahun lamanya Yusuf memiliki waktu untuk merenungkan mengapa Tuhan seakan-akan meninggalkan dia. Namun Yusuf tetap sabar, ia tidak menjadi marah dan kecewa pada Tuhan. Begitu lama ia menanti setelah mempercayakan kasusnya kepada kepala juru minuman dan mulai mengharapkan kebebasan. Dalam penentuan Tuhan, masa dua tahun yang seolah tanpa hasil, ternyata membawa dia untuk menghadap Firaun.

Kepercayaan Yusuf pada Tuhan teruji melalui cara ia menjawab pertanyaan Firaun mengenai kehebatan yang ia miliki. Tanpa ragu, Yusuf mengedepankan pertolongan Tuhan dan bukan menyombongkan dirinya. Ini menunjukkan bahwa Yusuf tidak marah dan tidak kecewa kepada Tuhan. Yusuf tetap setia, tetap percaya dan tetap bersandar pada Tuhannya.

Bagaimana dengan kita sendiri? Ketika Tuhan seolah diam dan tidak menjawab doa kita, apakah kita juga mampu bersikap seperti Yusuf yang tidak menjadi kecewa pada Tuhan? Adakah kita mampu merendahkan diri dan mengakui kekuasaan serta berkat Tuhan di dalam hidup kita sebagai ganti dari keinginan hati untuk dikenal sebagai pribadi yang hebat? Tetaplah percaya kepada Tuhan. Sebab Ia tahu apa yang harus diperbuat, dan kapan harus melaksanakan rencana-Nya tersebut. Yang kita butuhkan adalah belajar untuk tetap percaya dan tidak menjadi kecewa, bahkan di dalam saat-saat ketika Tuhan seolah diam.

Maka poin pertama kita dapat bahwa “kita perlu bersabar. Bukan sekadar kesabaran dalam bertahan, melainkan juga dalam menanti”. Yusuf tetap ada di penjara sampai firman-Nya genap (Mzm. 105:19 sampai  saat Firman-Nya sudah genap, dan janJi TUHAN Mebenarkannya). Waktu bagi kebebasan umat Allah sudah ditentukan. Saat itu akan tiba, meskipun tampaknya berlambat-lambat. Ketika saat itu tiba, akan nyata bahwa itulah saat yang terbaik, dan oleh sebab itu kita patut menantikannya (Habakuk. 2:3), dan tidak berpikir bahwa dua tahun terlampau lama untuk terus menanti. Adakalanya Tuhan ingin mengajar kita untuk bersabar dalam menantikan waktu yang ditetapkan-Nya untuk memberikan berkat kepada kita. Yang kita butuhkan adalah kepercayaan penuh kepada Dia, ketika segala sesuatu dalam hidup kita berjalan tidak sesuai dengan yang kita harapkan.

Sudah tiga belas tahun Yusuf ada di Mesir sebagai budak. Tiga belas tahun penuh penderitaan, dijual sebagai budak, difitnah oleh istri Potifar, serta dilupakan oleh juru minuman telah membentuk Yusuf menjadi pribadi yang rendah hati dan selalu bergantung pada Allah. Tanpa berusaha memuliakan diri sendiri, Yusuf dengan rendah hati mengakui bahwa kemampuannya membaca peristiwa di masa mendatang berasal dari Allah sendiri. Berkat kesabaran dan penyerahan diri pada Allah itulah, akhirnya Yusuf siap menerima kemuliaan yang Allah berikan melalui Firaun menurut waktu yang ditetapkan-Nya.

Firaun mengakui dua hal tentang Yusuf.

² Pertama, kesanggupannya mengartikan mimpi Firaun.

² Kedua, nasihat bijaknya agar Firaun mengangkat seseorang untuk menjalankan berbagai kebijakan ekonomi dan logistik.

Akal budi dan kebijaksanaan Yusuf sangat memengaruhi pertimbangan Firaun untuk mengangkat Yusuf menjadi penguasa yang diusulkan Yusuf sendiri. Sepanjang sejarah dunia kita melihat bagaimana peradaban manusia mengalami peningkatan yang sangat berarti diakibatkan oleh pendidikan yang baik. Namun kepandaian dan pengetahuan tidak identik dengan akal budi dan kebijaksanaan. Pendidikan juga tidak otomatis menjamin orang pandai identik dengan orang berhikmat.

Alangkah beda kriteria orang zaman ini tentang bagaimana orang dapat mendaki jenjang pengaruh dan kepemimpinan. Kebanyakan dilakukan dengan menggunakan daya tarik uang, atraksi artis, atau kepandaian melobi. Tidak heran bila kepemimpinan dunia makin terpuruk! Jika umat Tuhan meniru strategi dunia, gereja akan ikut hancur bersama kehancuran dunia! Kuasa sebesar dan semulia yang harus diemban para pemimpin hanya sanggup dan layak dipikul oleh mereka yang telah ditempa dan dikuasai oleh Roh Allah!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEMBERDAYAAN YANG DI KEHENDAKI TUHAN

Taat menjadi murid Tuhan

Roh Kudus Allah dan Pemberitaan Allah