Renungan Mingguan Kristen

renungan terbaru

Gambar
RUMAH  ALLAH  DITENGAH-TENGAH KITA berbicara tetang rumah Allah maka kita berbicara tentang kemah suci dalam pembacaan ini, atau gereja yakni rumah tempat berdoa dan melakukan upacara agama krsiten, juga keluarga Allah yang dibangun atas landasan Yesus Kristus atau bait-Nya yang mulia, tempat Allah berkenan tinggal.  maka dengan demikian jika kita berbicara tentang rumah Allah ditengah-tengah kita artinya Tuhan tinggal bersama kita.  (ay. 1-8) D alam pasal ini   Perintah-perintah diberikan untuk mendirikan Kemah Suci dan memasang semua perlengkapannya di tempat-tempat yang semestinya ,Israel memasuki era yang baru, mereka akan memasang Kemah Suci dan segala perabotan yang telah dibuat sesuai perintah Tuhan. Nas dimulai dengan menunjukkan kapan pendirian Kemah Suci harus dilakukan, yaitu "hari pertama dari bulan yang pertama"   Ini semua terjadi persis pada permulaan tahun yang kedua. sebelum melihat terlalu jauh perlu diketahui bahwa Nas ini terdiri dari dua bagian. Bagian pe

KATEKESASI PRAPERKAWINAN PART 1

 

Perkawinan Kristen

Manusia adalah makluk sosial yang sejak semula diciptakan Allah untuk hidup secara komunal. Sebagai makhluk sosial, manusia membangun kehidupan bersamanya itu melalui interaksi sosial. Dalam interaksi itu manusia memenuhi kebutuhan psikologisnya, yaitu rasa aman, kasih sayang, perhatian, penghormatan, pengaktualisasian diri, serta segala sesuatu yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan kehidupan jiwanya.

Interaksi sosial paling intim didapatkan manusia dalam keluarga-melalui perperkawinan. Dalam komunitas manapun, perkawinan mendapatkan perhatian penting karena menjadi pertemuan dua pribadi dan keluarga yang menjadi satu. Dalam masyarakat diatur perkawinan diatur dengan prosedur dan tata cara pelaksanaannya. Tak jarang juga disertai dengan kebiasaan-kebiasaan, adat istiadat yang berlaku. Di Indonesia sendiri, perkawinan diadtur dalam Undang-undang Nomor I tahun 1974, yang dikenal dengan nama: Undang-Undang Perkawinan. Undang-undang tersebut dimaksudkan sebagai dasar hukum bagi suami istri yang menikah.

Perkawinan dalam agama Kristen adalah persatuan antara suami dan istri dalam ikatan kudus. Perkawinan tertua yang dijelaskan dalam Alkitab adalah perkawinan Adam dan Hawa. Allah berinisiatif menciptakan Hawa bagi Adam sebagai penolong yang sepadan, agar keduanya menjadi satu sebagai keluarga yang melanjutkan pengajaran Allah dalam karya hidup mereka.

Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dan perempuan sebagai suami dan istri yang sah di hadapan hukum maupun agama. Ikatan lahir adalah ikatan yang dapat dilihat dan dibuktikan secara hukum yang berlaku. Ikatan lahir mempertegas kekuatan hubungan suami istri di masyarakat dan negara. Sementara itu, ikatan batin adalah ikatan yang meski tidak dapat dilihat namun memperkuat relasi intim suami dan istri.

Dalam ikatan batin, suami dan istri saling menunjukan dan memupuk relasi cinta kasih di antara mereka. Baik ikatan lahir maupun ikatan batin tidak dapat diabaikan atau pun dipisahkan satu sama lain. Keduanya harus saling mengisi untuk menjadikan kehidupan keluarga yang bahagia dan bertanggung jawab

 Dalam pengajaran iman Kristen, perkawinan adalah ikatan seumur hidup sampai akhir kehidupan. "Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging" (Kej. 2:24; Mat. 19:5; Efs. 5:31). Perkawinan bukan sekadar pemenuhan hasrat seksual tetapi merupakan pertanggungjawaban di hadapan TUHAN dari suami istri yang berjanji untuk membangun hidup rumah tangga yang beribadah kepada TUHAN.

Perkawinan Kristen memiliki dasar Alkitabiah yang kuat serta mengikat suami dan istri untuk setia melaksanakannya. Dalam Kejadian 1:27 disebutkan bahwa Allah menciptakan manusia laki-laki dan perempuan. Tuhan memperkenankan mereka hidup bersama untuk memperoleh keturunan dan mengolah alam ciptaan TUHAN Allah dengan penuh tanggung jawab. Melalui perkawinan, laki-laki dan perempuan- yang menjadi satu dalam ikatan suami istri- bekerja sama membangun dan memelihara kehidupan mereka bersama semua ciptaan lainnya sebagai wujud beribadah pada TUHAN. Oleh karena perkawinan adalah ikatan seumur hidup, maka suami dan istri bertanggung jawab untuk mencapai kebahagian bersama sesuai dengan kasih Tuhan Yesus Kristus.

Dalam Kejadian 2:22 dikatakan "...dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu." Ayat tersebut memberikan penegasan bahwa dalam hidup rumah tangga Allah telah menetapkan hubungan yang sepadan. Sepadan artinya selaras, seimbang, setara, tidak lebih tinggi dan tidak lebih rendah. Hubungan suami istri adalah hubungan yang dibangun dalam satu tujuan untuk saling memperlengkapi. Perempuan bukanlah manusia-kedua setelah laki-laki yang diciptakan oleh Allah (bd. Kej. 1:27). Allah menciptakan manusia seutuhnya. Keutuhan itu terletak dalam hubungan antar laki-laki dan perempuan. Laki-laki tidak dapat menjadi manusia tanpa perempuan, demikian juga sebaliknya. Hubungan suami dan istri dibangun dalam kesepadanan dan kesetaraan seumur hidup.

Lebih lanjut perkawinan dalam iman Kristen adalah ikatan yang berlangsung seumur hidup. Sebab Tuhan Yesus memberikan penegasan dalam Mat.19:6 bahwa "...apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia." Perkawinan menjadi lambang keutuhan hubungan cinta kasih Allah dengan umat-Nya. "Jangan engkau melanggar kekudusan nama Allahmu; Akulah TUHAN. Kamu harus menguduskan dirimu, dan kuduslah kamu, sebab Akulah TUHAN, Allahmu. Kamu harus berpegang pada ketetapan-Ku dan melakukannya; Akulah TUHAN yang menguduskan kamu" (Im. 18:21b; 20:7,8b).

 Dalam Perjanjian Baru, Rasul Paulus mengandaikan hubungan suami Istri sebagai lambang hubungan antara Yesus dengan jemaat-Nya lih ef 5:22-33). Rasul Petrus menekankan bahwa relasi suami istri adalah sebuah anugerah dari Tuhan yang harus disyukuri dan dijalani dalam kesungguhan Suami dan istri menjadi satu dalam persekutuan kudus, dan Allah menjadipemimpinnya (ih. I Ptr. 3:1-7). Baik Rasul Paulus maupun Rasul Petrus menekankan pentingnya membangun hubungan suami istri yang memelihara cinta kasih dan kekudusan sebagai wujud ketaatan kepada Tuhan Allah. Oleh karenanya, masing-masing wajib menjaga kekudusan perkawinan itu dengan menjauhkan diri dari hubungan yang tidak dikehendaki Allah.

 

 

 

 

 

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEMBERDAYAAN YANG DI KEHENDAKI TUHAN

Taat menjadi murid Tuhan

Roh Kudus Allah dan Pemberitaan Allah