Langsung ke konten utama

Renungan Mingguan Kristen

Konflik dalam Rumah Tangga

  Konflik dalam Rumah Tangga Untuk membangun sebuah keluarga yang intim dan bahagia sering tidak semulus jalan tol, karena masalah atau konflik dalam hidup rumah tangga tidak dapat dihindari oleh siapapun. Mulanya hubungan asmara bisa saja terasa begitu menggairahkan, meyakinkan dan menyenangkan, namun setelah pasangan memasuki perkawinan ada banyak hal yang harus dihadapi. Kehidupan sebagai suami istri dengan sendirinya menuntut agar pasangan suami istri memiliki komitmen dan ketrampilan untuk mewujudkan perkawinan yang bahagia. Perkawinan menunjukkan sejauh mana kita mampu merundingkan berbagai hal dan seberapa terampil kita menyelesaikan konflik. Sepanjang hidup perkawinannya, semua pasangan akan menghadapi tekanan-tekanan baru. Tekanan-tekanan tersebut mungkin berasal dari luar perkawinan, mungkin juga dari dalam perkawinan itu sendiri, atau bahkan dari hal-hal yang sudah lama terpendam jauh di dalam diri mereka masing-masing. Menyesuaikan diri untuk hidup harmonis dengan seseo...

Nasehat Pernikahan

 Khotbah Pernikahan: "Tulang dari Tulangku, Daging dari Dagingku"


Ayat "Lalu berkatalah manusia itu: 'Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki.'"(Kejadian 2:23)

Pendahuluan

Saudara-saudara yang terkasih dalam Kristus,

Hari ini kita berkumpul untuk menyaksikan sebuah peristiwa sakral—pernikahan dua insan yang dipersatukan oleh Tuhan. Pernikahan bukan sekadar ikatan lahiriah, melainkan sebuah perjanjian kudus yang telah dirancang oleh Allah sejak penciptaan manusia.

Ketika Adam pertama kali melihat Hawa, ia mengungkapkan kata-kata yang penuh makna: "Inilah dia, tulang dari tulangku, daging dari dagingku." Kata-kata ini bukan sekadar ekspresi kekaguman, tetapi juga sebuah pengakuan akan kesatuan, kasih, dan tanggung jawab dalam pernikahan.

Penjelasan Kata demi Kata

1. "Inilah dia"

Ini adalah seruan kegembiraan Adam ketika Tuhan mempertemukannya dengan Hawa.

Dalam pernikahan, seorang suami dan istri harus bisa berkata satu sama lain dengan penuh syukur: "Inilah dia, pasangan yang diberikan Tuhan untukku."

Pernikahan yang bahagia dimulai dari penerimaan sepenuh hati terhadap pasangan yang Tuhan berikan.

2. "Tulang dari tulangku"

Tulang melambangkan kekuatan dan dasar.

Adam menyadari bahwa Hawa berasal dari bagian tubuhnya sendiri—artinya mereka memiliki dasar yang sama, mereka adalah satu.

Dalam pernikahan, suami dan istri harus menjadi penopang dan kekuatan satu sama lain.

Ketika pasangan menghadapi tantangan, mereka harus saling menguatkan, bukan saling menjatuhkan.

3. "Daging dari dagingku"

Daging melambangkan kelembutan, perasaan, dan kasih sayang.

Pernikahan bukan hanya soal kekuatan bersama, tetapi juga kasih dan kelembutan yang harus terus dipupuk.

Seorang suami harus mengasihi istrinya seperti dirinya sendiri, dan seorang istri harus menghormati suaminya dengan penuh kelembutan.

4. "Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki"


Nama yang diberikan Adam kepada Hawa menunjukkan bahwa mereka memiliki hubungan yang erat dan tidak terpisahkan.

Dalam pernikahan, suami dan istri bukan lagi dua individu yang terpisah, tetapi mereka menjadi satu kesatuan dalam Tuhan.


Nasihat Pernikahan 


1. Pernikahan adalah Kesatuan

Tuhan tidak menciptakan Hawa dari kepala Adam agar ia berkuasa atasnya,

Tuhan juga tidak menciptakan Hawa dari kaki Adam agar ia diinjak,

Tetapi Tuhan menciptakan Hawa dari tulang rusuk, dekat dengan hati, agar ia dicintai dan dihormati.

2. Pernikahan Butuh Komitmen

Pernikahan bukan hanya tentang perasaan cinta di awal, tetapi tentang kesetiaan seumur hidup.

Setiap pasangan harus siap menghadapi suka dan duka bersama.

3. Pernikahan Membutuhkan Tuhan di Tengahnya

Seperti dalam Pengkhotbah 4:12 "Tali tiga lembar tidak mudah diputuskan,"

Jika Tuhan menjadi pusat dalam pernikahan, hubungan itu akan semakin kuat dan tidak mudah goyah.

Penutup


Saudara-saudara, pernikahan adalah anugerah Tuhan. Ketika seorang suami dan istri melihat pasangannya, hendaklah mereka berkata dengan penuh kasih: "Inilah dia, tulang dari tulangku, daging dari dagingku." Dengan kasih, pengertian, dan kesetiaan, pernikahan akan menjadi cerminan kasih Tuhan bagi dunia.


Amin.


Komentar

Postingan Populer