Renungan Mingguan Kristen

renungan terbaru

Gambar
RUMAH  ALLAH  DITENGAH-TENGAH KITA berbicara tetang rumah Allah maka kita berbicara tentang kemah suci dalam pembacaan ini, atau gereja yakni rumah tempat berdoa dan melakukan upacara agama krsiten, juga keluarga Allah yang dibangun atas landasan Yesus Kristus atau bait-Nya yang mulia, tempat Allah berkenan tinggal.  maka dengan demikian jika kita berbicara tentang rumah Allah ditengah-tengah kita artinya Tuhan tinggal bersama kita.  (ay. 1-8) D alam pasal ini   Perintah-perintah diberikan untuk mendirikan Kemah Suci dan memasang semua perlengkapannya di tempat-tempat yang semestinya ,Israel memasuki era yang baru, mereka akan memasang Kemah Suci dan segala perabotan yang telah dibuat sesuai perintah Tuhan. Nas dimulai dengan menunjukkan kapan pendirian Kemah Suci harus dilakukan, yaitu "hari pertama dari bulan yang pertama"   Ini semua terjadi persis pada permulaan tahun yang kedua. sebelum melihat terlalu jauh perlu diketahui bahwa Nas ini terdiri dari dua bagian. Bagian pe

Dia Datang Menyelamatkan

YESAYA 35 : 1 – 10 (NATZ : YOHANES 10 

DIA DATANG MENYELAMATKAN

Menjadi seorang Kristen tidak menjamin bahwa kehidupan lancar dan mudah. Dari sejarah gereja dan kehidupan pribadi, kita tahu bahwa kesulitan orang percaya tidak lebih ringan dari kesulitan mereka yang bukan orang beriman. Lalu apa yang membedakan? Penyertaan Tuhan dalam menghadapi kesulitan-kesulitan serta pengharapan yang kita miliki. Nas ini berbicara tentang pengharapan akan umat yang diselamatkan dan mendapat kehidupan penuh damai dan sukacita. 

jadi Keselamatan itu menyangkut keseluruhan aspek kehidupan manusia, sebab dosa menimbulkan ketidakselamatan dalam keseluruhan aspek hidup kita, mulai dari aspek ekonomi dengan masalah pencarian nafkah yang menjadi semakin sukar, kemiskinan, aspek kesehatan, keamanan, hubungan dengan sesama manusia dan dengan alam sampai soal kehidupan sesudah kematian. Penderitaan meluas dan maut mengintai dimana-mana, namun Tuhan ingin membuat perubahan, bahkan Ia sendiri hendak turun tangan. Yesaya menyampaikan hal itu dengan indah dalam gaya sastra ibarat atau analogi yang diambil dari konteks Kerajaan Yehuda di zaman antara, jayanya Kerajaan Asyur dan munculnya Babel sebagai kekuatan baru. Asyur telah mengepung dan mulai mencaplok wilayah-wilayah Yehuda, serta menuntut pajak yang berat, setelah sebelumnya telah menghancurkan Israel Utara (Samaria), yang dikenal dengan peristiwa Pembuangan ke Asyur, yang menyebabkan hilangnya sebagian besar suku-suku Israel. 

2. PENJELASAN TEKS 

Ayat 1-2 :kita ketahui pada pasal 24 Akan nubuat tentang penghakiman Allah atas dunia dan yang diikuti dengan janji dalam pasal berikutnya yakni pasal 25 dan sekarang dalam pasal 25 terjadi perubahan pemandangan yang terang benderang dan menyenangkan hati. 

Ketidakselamatan menjadi keselamatan, yang menyebabkan roda ekonomi berputar lagi dengan produktivitas yang lebih tinggi. Dalam hal ini pertanian atau tanah tandus bermekar,dari yang pada pasal awal kita ketahui negri yang ramai dan subur berubah menjadi padang gurun yang mengerikan, dan kini tidak lagi. kini kita ketahui peternakan. Rasa Iri kepada Libanon yang berjaya karena hutannya, akan terobati, karena Karmel akan kembali menghasilkan anggur dan Saron dipenuhi bunga-bunga dan kembali menjadi tempat penggembalaan lembu-sapi, sebagaimana di zaman Daud (1 Taw.27:29). Penyebutan “Karmel” dan “Saron” di wilayah Israel Utara (Samaria), sebagai yang akan melihat kemuliaan Allah, pada ayat 1 dan 2. menunjukan bahwa keselamatan itu bukan hanya untuk Yehuda saja melainkan juga bagi Israel (Samaria) dalam diaspora. Jadi nubuat ini mengarah lebih jauh ke depan.

 orang-orang yang lemah lesu dan tawar hati mendapat dorongan semangat Ayat 3 – 4 : Tuhan menghibur Yehuda yang tertekan itu, supaya bangkit dari kesedihan, rasa tak berdaya, kembali bersemangat dan bersikap proaktif, menyambut keselamatan, yaitu, kedatangan Allah, bahkan dengan pembalasan yang lebih hebat terhadap bangsa.Kedatangan Allah sebagai satu pribadi yang bertindak, mendapatkan tekanan yang kuat, khususnya di kalimat : “Ia sendiri akan datang menyelamatkan kamu”. Pengulangan dan penekanan ini menegaskan Allah yang akan menjadi manusia yang akan menguatkan orang-orang yang lemah dan meneguhkan mereka, yaitu yang lemah tangannya sehingga tidak mampu bekerja tau bertempur, dan hampir tidak bisa mengangkat tangan ketika berdoa, yang goya lututnya sehingga tidak mampu berdiri atau berjalan dan tidak layak untuk menjalani perlombaan yang dihadapkan kepada kita maka dengarlah diayat 3 dan 4b dikatakan "kuatkanlah tangan dan hati Allahmu akan datang dengan pembalasan dan dengan ganjaran Allah, Ia sendiri yang akan datang menyelamatkan kamu". bukan mama dorkas, atau om simeon,atau nenek dan tete yang akan datang menyelamatkan tetapi Dia (Tuhan) yang akan menyelamatkan.

 Ayat 5 – 6 : Bagian ini secara kuat mengindikasikan Allah yang datang dalam Yesus Sang Mesias, dengan berbagai perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya, namun harus diingat, bahwa pada zaman Yesaya, itu adalah pengibaratan tentang keadaan moral, mental dan spiritual umat Allah itu yang juga berubah sebagaimana terjadi pada padang gurun dan padang kering, karena masalah utama Yehuda dan Israel bukan Asyur, melainkan dosa. Dengan demikian, mata yang dicelikan dan pendengaran bagi orang tuli adalah perubahan untuk melihat kebenaran Firman dan menjadi umat yang dengar-dengaran, sedangkan yang lumpuh melompat mempunyai makna ganda, yakni, aktifitas social dan ekonomi masyarakat yang lumpuh dan akan mengalami lonjakan kemajuan. Pada sisi lain adalah gambaran sukacita yang tak terbendungi, bagaikan rusa yang melompat-lompat di padang dan orang bisu yang bersorak-sorai kiasan kiasan ini menekankan pembaharuan yang ajaib dan dasyat jauh melebihi kuasa pemerintahan ketika hukuman dijatuhka. 

 Ayat 6b-8 : Perubahan yang sangat mengherankan dan sangat berharga, karena air di tanah seperti itu lebih bernilai dari pada emas. Air berarti kehidupan. Serigala (tanniyin) bisa berarti ular, ular naga, buaya, dan monster laut. Namun serigala cukup popular dalam kitab Yesaya, sebagai salah satu symbol kuasa jahat yang berubah menjadi symbol kedamaian (bd. Yes.11:6; 43:20; 65:25). Tumbuh Tebu (qaneh) dapat berarti golongan tanaman rempah-rempah yang mahal karena diimport (bd. Yes.6:20; Kel 30:23), tapi bisa juga, tumbuhan lokal yaitu gelagah atau bambu air, yang digunakan sebagai alat pengukur (canon). Kemudian ada kata “Pandan” dari “gome” artinya buluh dan papyrus atau tumbuhan rawa yang dianyam untuk berbagai keperluan dan sebagai kertas pada zaman itu. Ini mengandung nubuat tentang proses kanonisasi Alkitab. Cukup sukar untuk dirincikan maknanya secara tepat dalam hubungan dengan “tempat tinggal serigala”, yang bisa jadi merupakan kiasan untuk wilayah Israel utara yang sudah ditinggalkan sehingga menjadi savana, tempat serigala, tapi bisa juga kota-kota Yehuda dan Benyamin, bahkan Babel (bdk Yer 51:34; Yes 12:22), namun, maknanya sudah bisa ditingkap, bahwa Tuhan membuat pertobatan yang mengakibatkan perubahan ahlak manusia dari yang jahat menjadi yang baik, mulia dan berguna.

 Ayat 8-9 : Adalah perbuatan Allah untuk membuat orang berdosa memenuhi syarat sebagai pengguna jalan kudus. Dalam sejarah keadaan rohaniah yang baik seperti itu, terjadi di zaman Ezra dan Nehemia, atau 210 Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021 akhir masa pembuangan Babel (yang menyumbang banyak teks-teks PL), namun gambaran sempurna belum terjadi, baik dari segi moral bangsa Yehuda tapi juga belum berkumpulnya suku-suku Israel lainnya dari perserakan di seluruh dunia sejak ditindas bangsa Asyur. Makna yang lebih tepat adalah suatu zaman baru dalam kepemempinan Mesias Yesus dan Roh Kudus, sehingga tercipta jalan keselamatan baik bagi Yehuda, Israel yang hilang, dan segala bangsa, sebagaimana perintah Yesus dalam Kisah Rasul 1:8 (Pemberitaan Injil mulai dari Yerusalem, Yudea, Samaria sampai ujung bumi).

 Ayat 10 : Dengan pemahaman sebagaimana di atas, maka, hal “Pulang dam masuk ke Sion” memiliki arti keselamatan kekal di akhir zaman atau Sion Sorgawi, Hal ini ditpertegas dengan kata “sukacita abadi”. Namun ini sama sekali bukan karena kebaikan ahlak manusia, melainkan karena karya anugerah dari Allah yang datang sendiri dan memperbaiki ahlak manusia yang rusak (ay.4), menyelamatkan (ay.9) dan membebaskan (ay.10). 

Yohanes 10:10b :siap yang tak ingin memiliki hidup yang berkelimpahan? itu pasti merupakan hal yang dirindukan banyak orang, walau makna berkelimpahan bagi tiap orang bisa berbeda. Mempunyai dalam segala kelimpahan. Terjamahan ini mengundang salah paham kepada hanya kelimpahan materi (harta kekayaan). Ini juga bukan kelimpahan materi sekaligus kelimpahan hal-hal bukan materi, seperti, sukacita, damai, budi pekerti yang baik, dan sebagainya. Kata “perisos” memang bisa diartikan kelimpahan. Tapi kelimpahan adalah segala-sesuatu yang telah dimiliki, padahal kata itu bisa berarti “lebih ” atau “lebih lagi”, sehingga mencakup juga apa yang belum dimiliki dalam hidup sekarang ini, baik materi maupun yang bukan materi, dan yang akan dimiliki di kemudian hari. Nats ini dapat berbunyi : “… dan memiliki hidup yang lebih hidup lagi. Dengan demikian menegaskan perubahan kualitas hidup orang percaya, yang terus meningkat dalam hidupnya di dunia sekarang sampai kepada yang sempurna dalam kekekalan, yang berlangsung sebagai satu paket pekerjaan Allah dalam diri Yesus Sang Juruselamat dan Gembala Yang Baik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEMBERDAYAAN YANG DI KEHENDAKI TUHAN

Taat menjadi murid Tuhan

Roh Kudus Allah dan Pemberitaan Allah