Renungan Mingguan Kristen
Taat Dalam Rencana Allah
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
TEMA : TAAT DALAM RENCANA ALLAH
Lahir dari anak dara Maria" adalah pengakuan iman tentang Yesus Kristus yang diucapkan dengan khidmat dalam ibadah umat Kristen. Pengakuan iman itu dilandaskan pada fakta yang dituliskan oleh Lukas dalam bacaan hari ini.
Maria adalah penduduk Nazaret (ayat 26 pada bulan keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota digalilea bernama Nazaret,) pada ayat 26 ini kita mendapatkan gambaran bahwa malaikat diperintahkan bertemu Maria itu pada bulan ke enam yakni bulan Nisan/maret pada kalender Ibrani maka jika dihitung dari bulan maret ditambah dengan usia seorang wanita mengandung kita dapatkan bulan desember. sedangkan menyakungkut tanggal dalam perjanjian lama nubuat dalam kitab Hagai 2 18-20 juga mengcu pada sunat Yesus setelah 8 hari (Lukas 2:21) menurut tradisi Yahudi(perayaan penyunatan gereja Ortodoks kristen sunat pada tanggal 1 januari berdasalkan pada kalender lama dan baru. dan Martius pada kalender julian akan tetapi jika mengacu sepenuhnya pada kalender julian maka perayaan natal adalah pada 7 januari dan ini dilakukan ditimur tengah, yakni kristen koptik Ortodoks dan lainya seperti Rusia dan Ethiopia sampai hari ini.
Perbedaan pelayaan yang terjadi antar gereja barat dan gereja timur adalah perbedaan kalender yang digunakan gereja barat “Gregorian” merayakan natal pada 25 desember dan timur kalender “julian” merayakan natal pada 7 januari.
kota yang tidak terkenal. Namun demikian Allah memperhatikan Maria. Ia adalah seorang gadis yang sedang bertunangan dengan Yusuf dari keluarga Daud.(ay 27). Hal ini menggenapi tentang kedatangan Raja Damai yang lahir dari keturunan Daud, dari suku Yehuda. Dalam Yesaya11 : 1 “suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah”. Isai adalah ayah Daud,. Dalam kitab 1 & 2 Samuel, Daud beberapa kali di sebut sebagai anak Isai. Isai adalah anak laki – laki Obed, dan cucu dari Rut dan Boas dari suku Yehuda. Yang bertunangan dengan seorang perawan bernama Maria. Akan tetapi, tidak ada yang mustahil bagi Allah. Bila ia dipilih untuk melahirkan Mesias, itu merupakan kasih karunia Allah.
Dalam budaya Yahudi pertunangan merupakan tahap pertama perkawinan. Dalam tahap ini mas kawin dibayarkan kepada mempelai perempuan. Meski sudah sah sebagai suami istri, mempelai perempuan masih tinggal di rumah orang tuanya. Pertunangan hanya dapat dibatalkan melalui proses perceraian. Tahap kedua biasanya berlangsung satu tahun kemudian ketika mempelai laki-laki menjemput mempelai perempuan dari rumah orang tuanya.
Malaikat menjumpai Maria dengan mengatakan :”salam , hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau”. kata dikarunia Allah ditujukan kepada Maria.
Maria adalah perempuan yang dikaruniai melebihi semua perempuan karena dipilih sebagai ibu Yesus. Ia mendapat kasih karunia Allah. Hidupnya yang sederhana dan saleh begitu menyenangkan hati Allah sehingga ia dipilih untuk suatu tugas yang paling penting (Bnd 2 Tim 2:21).
Maria mendatangkan berkat sukacita bagi dirinya tetapi juga bagi dunia. Sekalipun dia akan mengalami kepedihan sebagai seorang ibu yang melihat penderitaan Anaknya. Hal penting yang diingat bahwa, Maria memang perempuan yang dikaruniai luar biasa, Maria layak dihormati, tetapi tidak harus disembah. Hanya Anaknyalah (Tuhan Yesus Kristus) yang layak menerima penyembahan Kita.
Pemberitahuan malaikat bahwa ia akan melahirkan seorang anak laki-laki tentu saja membuatnya terkejut. Bagaimana mungkin melahirkan tanpa bersuami?
Akan tetapi maka meskipun peristiwa ini dapat menjatuhkan nama baiknya sebagai seorang gadis, tidak ada bantahan terlontar dari bibirnya. Yang terucap adalah kalimat kepatuhan agar rencana Allah digenapi melalui dirinya (38). Ketaatan ini muncul karena kesadaran bahwa dirinya adalah hamba Tuhan. Kepatuhan dan keterbukaan Maria pada kehendak Allah menjadi teladan bagi kita. Namun bukan berarti bahwa ia harus diagungkan melebihi manusia lain dan kita samakan seperti Tuhan.
Ayat 32 dan akan disebut Anak Allah Yang Maha tinggi Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud. Dan menjadi Raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama – lamaya dan kerajaanNya tidak akan berkesudahan. Inilah Raja dan penyelamat yang dinanti – nantikan kaum Israel, yang akan menyelamatkan mereka dari berbagai macam penderitaan. Sebagai perempuan keturunan Yehuda, maria tahu dan memahami tentang janji akan kedatanagn seorang penyelamat. Tetapi sebagai manusia ia berpikir, bagaimana mungkin terjadi? karena kehamilan seorang perempuan dapat terjadi jika ada hubungan antara seorang laki – laki dan perempuan. Tetapi pertanyaan Maria ini di jawab oleh malaikat bahwa “Roh Kudus akan turun atasnya dan kuasa Allah yang Mahatinggi akan menaunginya, karena anak yang dilahirkan Maria itu anak yang kudus, Anak Allah. Artinya bahwa yang terjadi adalah benar – benar karya Allah melalui Roh Kudus.
Baik Lukas, maupun Matius. menandaskan dengan tegas bahwa Yesus trelah lahir dari seorang perawan dan Roh Kudus akan turun atas Maria dan Anak itu akan dikandung semata – mata oleh perbuatan ajaib Allah. Dan Yesus di sebut Kudus (bebas dari segala noda dan dosa)
Ayat 36 – 37 “Tidak ada yang mustahil bagi Allah” Keraguan Maria mendapat penegasan kembali oleh malaikat dengan mengatakan bahwaa Elisabet saudaranya itu yang mandul dan sudah lanjut usia sedang mengandung, dan usia kandungannya sudah mencapai 6 bulan. Artinnya bahwa “tidak ada yang mustahil bagi Allah” (ay.37). Penegasan kepada Maria bahwa jika Allah berkehendak Maria
mengandung tanpa memiliki hubungan seksual dengan laki – laki, maka Maria pasti dapat mengandung. Mengandung oleh pekerjaan Roh Kudus. Sebab Allah adalah Allah yang Maha Kuasa, pencipta alam
Ayat 38 “Taat pada kehendak Allah” Maria seorang perawan yang sudah bertunangan dan akan mengandung tanpa perantaraan seorang suami atau ayah insani bagi bayi Yesus, ini skandal yang heboh ditengah kalangan masyarakat Yahudi. Mungkin juga akan mengakibatkan pertunangannya putus. Tetapi Maria menanggapi perkataan malaikat dengan tenang, sabar dan pasrah menghadapai
kehendak dan keputusan Allah melalui malaikat itu dengan berkata :
“Sesungguhnya, aku ini hamba Tuhan”. “Siapa saya?”. Saya adalah “hamba”, hamba diatur oleh tuan, bukan mengatur tuan. Hamba adalah milik tuan dan hidupnya bergantung pada tuannya. Selanjutnya, “Jadilah padaku menurut perkataanmu”. Terjadilah menurut perkataan
malaikat, berdasarkan perintah Tuhan. “Siapakah Tuhan?”, Tuhan sebagai Yang Maha Kuasa, yang memiliki otoritas atas hidup maria, yang kepadaNya Maria bergantung. Maria taat pada kehendak Allah, sebab ia percaya kepada Allah.
Kata kerja Ibrani untuk ketaatan adalah ‘syama’ yang berarti “mendengarkan”. Sementara kata kerja yang dipakai dalam Perjanjian Baru adalah ‘hupakauo’ (kata benda ‘hupakoe’, kata sifat ‘hupekoos) yang berarti “mendengar”, kata hypotaso yang berarti “tunduk”, “patuh”. Kemauan untuk mendengar mengandung keinginan untuk melakukan apa yang didengar. Dengan demikian, ketaatan kepada Allah berarti mendengar perintah Allah, dan mendengar perintah Allah mengandung keinginan untuk melakukan perintah Allah atau tunduk dan patuh pada kehendak Allah. Ketaatan kepada Allah berarti tunduk dan patuh pada Firman Allah atau kehendak Allah.
Orang yang selalu hidup berkenan kepada Allah, senantiasa mendapat kasih karunia Allah. Dan mereka yang mendapat kasih karunia Allah, mereka selalu dilibatkan dalam rencana – rencana Allah.
Yesus Kristus adalah Anak Allah Yang Maha Kudus. KelahiranNya untuk menyelamatkan manusia yang berdosa supaya tidak lagi hidup menjadi hamba dosa tetapi menjadi hamba Allah yang hidup kudus dan berkenan bagi Allah. Karena itu sebagai orang – orang pilihan Tuhan Yesus Kristus, kitapun harus hidup kudus dan berkenan kepada Allah.
ketaatan kepada kehendak Allah, hadir dari cara pandang yang benar tentang siapa kita dihadapan Allah. jika kita memahami bahwa kita adalah hamba Allah, maka kita pasti taat melakukan kehendak Allah, dan siapa yang taat pada kehendak Allah, senantiasa mendapat janji penyertaan Allah. ketaatan lahir dari percaya. ketika kita percaya kepada Allah maka kita taat pada kehendak-Nya.
Marilah kita berkata seperti Maria, "jadilah padaku menurut perkataanmu itu" (38), ketika Tuhan memilih kita untuk melakukan kehendak-Nya yang sulit serta penuh risiko dan penderitaan. Ia berkenan memilih kita tentu karena mempunyai rencana yang indah di dalamnya, maka terimalah dengan sukacita, penuh penyerahan, dan ketaatan. Adakah sikap tunduk dan berserah itu kita miliki juga saat Tuhan meminta kita taat? Adakah kita hitung-hitungan mengenai harga yang harus kita bayar bila kita taat? Mari belajar dari Maria. Tunduk dan berserah sebulat hati!
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar