Renungan Mingguan Kristen
Hidup Baru Dalam Pembebasan Tuhan
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
PEMBACAAN ALKITAB : KELUARAN 3 : 1~10
TEMA : “Hidup Baru Dalam Pembebasan Tuhan”
Teofani atau penyataan diri Allah banyak kali dialami orang orang tertentu dilingkungan bangsa lsrael, sebagaimana dialami oleh Musa, seorang penggembala ternak milik mertuanya. Penyataan diri Allah itu ditandai oleh peristiwa yang acap kali di luar daya nalar manusia, sehingga membuat kagum dan heran serta mau menyelidikinya. Siapa saja menyaksikan hal-hal yang Iuar biasa pasti merasa heran dan ingin tahu, tak terkecuali Musa, yang mau menyelidiki semak duri yang tak terbakar api. Tindakan Musa mencari tahu tersebut justru mengantarnya mengalami penyataan diri Allah. Dan dalam penyataan diri ini Allah menyatakan diri sebagai Allah yang kudus yang tak dapat dihampiri. Sekalipun demikian Dia bukan Allah yang jauh tanpa kepedulian dengan bangsa Israel. lA bahkan menyatukan diri dan menjadi Allah para leluhur lsrael Allah Abraham Allah lshak dan Allah Yakub. Dengan menyatakan duri sebagai Allah leluhur Israel lA pun memperhatikan penderitaan dan ratap tangis bangsa itu. Dia adalah Allah yang jauh dan sekaligus dekat dengan umat-Nya. Allah jauh karena Dia kudus sekaligus dekat karena dalam kekudusan itu, Allah Peduli dengan penderitaan umat-Nya. Inilah yang akan kita lihat dalam penjelasan teks berikut ini.
Ayat 1 Allah menyatakan diri. Penyataan diri Allah itu diawali dengan pengalaman Musa melihat semak duri dalam api yang tidak terbakar.sebagai mana israel tidak habis binasa didalam dapur api penindasan, demikianlah pula semak itu menyala namun tidak terbakar. hal ini dilihat Musa seketika Musa menggembalakan kambig domba Yitro, mertuanya, dikatakan pada ayat 1 bahwa ketika ia menggiring kambing domba itu sampailah ia ke seberang gunung Horeb. Horeb disebut sebagai Gunung Allah berdasarkan intuisi. pada zaman perjanjian Lama Horeb dan sinai dipaki sebagai istilah-istilah yang artinya sama,sekalipun nama yang pertama mungkin mengacu kepada sebuah pegunungan sedangkan sinai satu puncak tertentu.
Penglihatan itu mendorong Musa mendekati semak duri tersebut untuk mencari tahu apa yang sesungguhnya terjadi
(ay.1~3) Keingintahuan ini justru mengantarnya mengalami perjumpaan dengan Allah yang kehadiran-Nya ditandai oleh api yang tidak menghanguskan semak duri itu dan larangan mendekati tempat tersebut, karena tempat itu kudus
(ay 4~5). Kekudusan tempat itu menunjukkan kehadiran Allah. Dimana saja Allah hadir tempat itu menjadi kudus. Dan mereka yang mendekati tempat tersebut harus pula menanggalkan kenajisan dan berdiri di tanah itu dalam kekudusan seperti pada ayat 4 & 5 dimana Musa belajar menyadari bahwa melayani Tuhan Allah berarti menjaga kekudusan hidup.(ay 5). Jadi teofani selalu menuntut dan patut di jawab dengan hidup kudus, sebab Dia yang menyatakan diri adalah kudus. Penyataan diri Allah itu menjadi lebih jelas bagi Musa ketika Allah sendiri memperkenalkan diri-Nya: “Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah lshak dan Allah Yakub“ pada(ay 6). Perkenalan ini menunjukkan bahwa sekalipun Allah itu kudus dan tak terhampiri oleh Musa, tetapi la adalah Allah yang berkenan menghubungkan dan menyatukan diri dengan umat Israel melalui leluhur mereka. Jadi teofani yang dialami Musa merupakan aktualisasi relasi Allah dengan bangsa lsrael yang sudah ada sebelumnya. Penyataan diri Allah ini bukan sekedar memperkenalkan diri, tetapi sekaligus menyatakan kepedulian dalam penderitaan serta membebaskan mereka dari penindasan Mesir sebagaimana disebutkan dalam ayat-ayat berikut ini.
Ayat 7~10: Allah peduli dan membebaskan umat-Nya Allah tidak sekedar menjalin hubungan dengan lsrael dan menjadikan mereka umat-Nya, tetapi juga peduli dengan kehidupan bangsa itu. Kepedulian Allah tersebut dinyatakan dalam pernyataan ini : “Aku telah memperhatikan dengan sungguh", demikian firman Allah kepada Musa, “kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka; ya, Aku telah mengetahui penderitaan mereka"
(ay 7-8).Allah sungguh-sungguh menjadi Allah bagi umat-Nya, memperhatikan dan mendengar seruan mereka yang naik ke takhta-Nya dari dalam penderitaan. Perhatian yang demikian mendalam terhadap kesengsaraan umat-Nya diikuti pula dengan tindakan nyata, yakni pembebasan bangsa lsrael dari Mesir. Untuk maksud tersebut, Allah mengutus Musa ke Firaun dan membawa Israel ke luar dari Mesir. Kepada Musa Allah berfirman: “Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku. orang lsrael, keluar dari Mesir”. Tuhan telah memutuskan untuk menolong umat israel lepas dari perbudakan Mesir dan membawah mereka, sesuai dengan janji-Nya kepada Nenek moyang mereka, ketanah perjanjian yang permai (kej 15:18-21)
(ay.10). Perhatian Allah dinyatakan dalam tindakan pembebasan. Allah tidak sekedar memperhatikan dan mendengar seruan penderitaan lalu membiarkan umat-Nya tetap sengsara. Bukan seperti itu Allah Abram, Allah lzak dan Allah Yakub. Dia adalah Allah pembebas dan pemberi kehidupan baru, kehidupan di tanah perjanjian yang penuh susu dan madu.
Pengalaman teofani Musa mengajarkan kita bahwa Allah adalah Allah yang peduli dengan kehidupan umat-Nya. Dia tidak membiarkan umat-Nya sendiri mengalami dan menjalani penderitaan dalam hidup ini. Kebenaran ini patut diimani oleh setiap umat Allah di tengah kondisi kehidupan yang tidak mudah hari ini. Kepedulian Allah tersebut diwujudkan dalam pengutusan Musa untuk melakukan tindakan pembebasan. Hari ini kepedulian dan pembebasan Allah tersebut dijalankan oleh setiap orang percaya sebagai yang diutus Allah. Pengutusan untuk kepedulian dan pembebasan tersebut hari ini diuji dalam situasi masyarakat yang tidak mudah.
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar